dc.description.abstract | RINGKASAN
Regenerasi Embrio Zigotik Beberapa Klon Kakao Melalui Embriogenesis
Somatik, Tri Widyastuti, 061520101038. 2009 : 70 Halaman : Program Studi
Agronomi Pascasarjana Universitas Jember.
Kakao merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia, dan menjadi
sumber pendapatan bagi jutaan orang baik yang terlibat langsung maupun tidak
langsung di bidang produksi, pemasaran dan industri yang terkait.
Mempertahankan dan meningkatkan peranan bidang perkakaoan membutuhkan
perhatian ekstra karena kebun rakyat yang mendominasi areal panen nasional
rendah sekali produktivitasnya. Oleh karena itu pemerintah telah menetapkan
kakao sebagai komoditas yang direvitalisasi agar perannya bagi perekonomian
nasional semakin mantap. Namun kuncinya yang paling utama adalah bibit
unggul bermutu, yang cukup pasokannya dan harganya terjangkau oleh petani.
Program revitalisasi kakao sampai tahun 2010 butuh sekitar 50 juta bahan
tanam pertahun untuk peremajaan, rehabilitasi dan perluasan areal. Ditambah
dengan kebutuhan di luar revitalisasi, maka total kebutuhan bahan tanam kakao
per tahun mencapai 75 juta. Sedangkan dengan teknik konvensional, penyediaan
bahan tanam hanya bisa memenuhi sekitar 35-50 juta per tahun (Anonim, 2008).
Kebutuhan benih kakao untuk program revitalisasi perkebunan kakao dan
Industri kakao nasional masih belum tercukupi saat ini, karena masih rendahnya
produksi yang dihasilkan maupun mutunya, sehingga perlu dicari suatu alternatif
yang dapat memenuhi kekurangan tersebut. Salah satunya adalah dengan teknik
kultur jaringan. Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu pembentukan tunas adventif, proliferasi tunas lateral, dan
embriogenesis somatik. Teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk
menghasilkan bibit dan plantlet dalam jumlah banyak, seragam, sama dengan
induknya, waktu yang dibutuhkan relatif singkat, dan tidak tergantung musim.
Kultur jaringan tanaman kakao melalui proses embriogenesis somatik sudah
lama dikembangkan dan diterapkan karena telah berhasil diuji oleh beberapa
peneliti. Teknik ini merupakan salah satu alternatif untuk menghasilkan
11
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
perbanyakan tanaman kakao secara klonal, tetapi tidak semua bagian dari tanaman
kakao dapat beregenerasi melalui proses embriogenesis somatik, hanya bagian
tertentu saja yang dapat beregenerasi yaitu embrio zigotik dan organ bunga karena
jaringan tersebut relatif sedikit dalam memproduksi fenol dan lendir.
Embriogenesis somatik adalah proses dimana sel-sel somatik bipolar berkembang
menghasilkan tanaman lengkap yang terjadi tanpa melalui fusi gamet
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : respon jenis klon kakao terhadap
kemampuan menghasilkan embriogenesis somatik; respon ukuran eksplan embrio
zigotik kakao terhadap kemampuan menghasilkan embriogenesis somatik dan
interaksi antara jenis klon kakao dengan ukuran eksplan embrio zigotik kakao
terhadap kemampuan menghasilkan embriogenesis somatik.
Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember mulai bulan
September 2007 sampai dengan Mei 2008. Penelitian disusun menurut rancangan
acak lengkap faktorial. Faktor pertama adalah 5 klon kakao terdiri dari RCC 72,
Sca 60, KW 162, KW 163, KW 165. Faktor kedua adalah 3 ukuran embrio yaitu
kecil (panjang 2-5 mm), sedang (panjang 6-9 mm) dan besar (panjang 10-15 mm).
Setiap perlakuan diulang 5 kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis klon kakao
dan ukuran eksplan embrio zigotik kakao terhadap kedinian pembentukan embrio
somatik; persentase eksplan yang menghasilkan embrio; jumlah embrio somatik
dan jumlah jenis embrio somatik yang terbentuk yaitu fase globular dan torpedo
memanjang. Klon RCC 72 merupakan klon yang paling responsif untuk semua
parameter dan dapat beregenerasi menjadi plantlet melalui embriogenesis somatik
Klon Sca 6 untuk semua ukuran memberikan respon yang paling baik pada
persentase eksplan menghasilkan embrio dengan rata-rata sebesar 100% dan dapat
beregenerasi menjadi plantlet melalui embriogenesis somatik. Klon KW 162
sangat responsif dalam menghasilkan embrio somatik pada fase torpedo
memanjang. Klon KW 163 dan KW 165 sama-sama memberikan respon terendah
untuk semua parameter (menempati urutan keempat dan kelima). Untuk ukuran
eksplan embrio zigotik kakao, ukuran kecil berpengaruh nyata pada jumlah
12
embrio berakar dan jumlah embrio bertunas pada media pendewasaan dan
perkecambahan, sedangkan untuk parameter yang lain tidak berpengaruh nyata. | en_US |