Show simple item record

dc.contributor.authorAulia Rizqi Nurdiana
dc.date.accessioned2014-01-28T01:42:19Z
dc.date.available2014-01-28T01:42:19Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM091610101055
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25940
dc.description.abstractJenis penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris dengan rancangan the posttest only control group design. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioscience Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember, Laboratorium Biomedik bagian Farmakologi dan Histologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Dua puluh tujuh ekor tikus wistar jantan dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif yang diberi plasebo berupa CMC-Na 0,5%, kelompok yang diberi ekstrak daun Singkong dan kelompok kontrol positif yang diberi aspirin chemical pure secara per oral setiap hari. Luka yang digunakan adalah jenis luka biopsi eksisi pada gingiva regio labial insisivus kanan rahang bawah menggunakan punch biopsy diameter 2,5 mm dengan kedalaman mencapai tulang alveolar. Pada hari ke-1, ke-2 dan ke-3 pasca perlukaan, 3 ekor dari setiap kelompok didekaputasi dan diambil jaringan luka beserta gigi dan tulang alveolarnya untuk diproses secara histologi, kemudian dilakukan perhitungan sel neutrofil di bawah mikroskop. Data yang didapat dianalisis dengan menggunakan uji Two Way Anova, yang dilanjutkan dengan uji LSD (α = 0,05). Analisis data menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data yang terdistribusi normal. Analisis data menggunakan Levene’s Test menunjukkan data yang homogen. Uji parametrik Two Way Anova menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok ekstrak dan kontrol negatif pada hari ke-2 dan ke-3 dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ekstrak dan kontrol positif. Hal ini diduga karena adanya potensi antiinflamasi, antioksidan dan antibakteri yang ada dalam kandungan ekstrak daun Singkong, yaitu kandungan flavonoid rutin, triterpenoid, saponin, tanin dan vitamin C. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok ekstrak dan kelompok kontrol positif menandakan bahwa potensi ekstrak daun Singkong setara dengan aspirin dalam menurunkan jumlah neutrofil pada proses penyembuhan luka. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol negatif dan kontrol positif maupun antara kelompok kontrol negatif dan kelompok ekstrak pada hari ke-1. Hal ini diduga karena efek pemberian obat maupun ekstrak pada hari pertama masih belum bekerja secara optimal karena durasi pemberian yang masih singkat. Selain itu, jumlah neutrofil memang akan meningkat secara fisiologis mulai hari ke-1 hingga ke-2 dalam fase radang akut selama proses penyembuhan luka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Singkong berpotensi dalam menurunkan sel neutrofil pada proses penyembuhan luka. Potensi ekstrak daun Singkong setara dengan potensi aspirin.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101055;
dc.subjectDaun Singkong, Jumlah Neutrofilen_US
dc.titleUJI EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA TIKUS (Rattus norvegiccus)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record