Show simple item record

dc.contributor.authorRisma Ayu Nurmala
dc.date.accessioned2014-01-28T00:58:08Z
dc.date.available2014-01-28T00:58:08Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM082210101009
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25870
dc.description.abstractPenderita kanker hati di Indonesia masih tinggi, sekitar 13.238 kasus kanker hati dan 12.825 kasus kematian akibat kanker hati. Obat merupakan penyebab gagal hati akut kedua setelah virus dan perkembangannya predominan di dunia. Salah satu obat yang bersifat hepatotoksik adalah parasetamol. Jika parasetamol dikonsumsi dalam dosis yang tinggi, maka parasetamol ikut mengalami N-hidroksilasi dengan secara spontan mengalami dehidritasi membentuk metabolit N-asetil-pbenzoquinoneimine yang merupakan radikal bebas yang bersifat hepatotoksik. Radikal bebas yang terbentuk tersebut dapat dinetralkan dengan suatu antioksidan. Salah satu sumber antioksidan tinggi berasal dari bahan alam. Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton dan flavonoid yang terbukti memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Kemampuan antioksidan kulit buah manggis lebih besar dibandingkan wortel dan jeruk. Selain sebagai antioksidan, senyawa xanton berfungsi sebagai antiinflamasi yang berguna memulihkan kondisi hati akibat paparan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan proteksi ekstrak etanol kulit buah manggis berbagai dosis terhadap kenaikan kadar alkali fosfatase tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Rancangan penelitian yang dipakai adalah Post Test Only Kontrol Group Design. Sebanyak 32 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 8 kelompok diantaranya 3 kelompok kontrol (kelompok kontrol, kontrol negatif dan kontrol positif) dan 5 kelompok perlakuan dosis. Kelompok kontrol diberikan suspensi CMC Na 1%, kelompok kontrol negatif diberikan suspensi CMC Na 1% selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik (tunggal = 2000 mg/kg BB) pada hari ke-8, sedangkan kelompok kontrol positif diberikan Hepasil dosis 19,35 mg/kg BB selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik pada hari ke-8. Pada kelompok perlakuan diberikan ekstrak etanol kulit buah manggis dosis 22,5 mg/kg BB; 45 mg/kg BB; 90 mg/kg BB; 180 mg/kg BB; dan 360 mg/kgBB. Selama 10 hari dan pada hari ke-8 diberikan parasetamol dosis toksik 2000 mg/kg BB. Setelah 6 jam dari pemberian perlakuan terakhir, seluruh tikus diambil darahnya untuk diukur kadar alkali fosfatase. Hasil kadar alkali fosfatase dianalisis dengan uji regresi logaritma dan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji Least Significant Different (LSD). Berdasarkan analisis dengan regresi logaritma didapatkan hasil bahwa semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan semakin rendah kadar alkali fosfatase, selain itu dari hasil uji regresi didapatkan nilai dosis efektif ekstrak yang memiliki efek mencegah kenaikan kadar alkali fosfatase setara dengan normal dan Hepasil dosis 19,35 mg/kg BB adalah sebesar 763,83 mg/kg BB dan 119,58 mg/kg BB. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis dosis 360 mg/kg BB memberikan efek mencegah kenaikan kadar alkali fosfatase paling besar dibandingkan dengan keempat dosis yang lain.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082210101009;
dc.subjectEKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS, ALKALI FOSFATASE TIKUS, DIINDUKSI PARASETAMOLen_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR ALKALI FOSFATASE TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOLen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record