Show simple item record

dc.contributor.authorLILIK MASTUTI
dc.date.accessioned2014-01-28T00:18:13Z
dc.date.available2014-01-28T00:18:13Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM021520101011
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25806
dc.description.abstractKebutuhan kedelai tiap tahun cenderung meningkat, sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan per kapita, meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi dan berkembangnya berbagai industri pakan ternak, yang tidak diimbangi dengan persediaan produksi, berakibat pada peninggkatan import kedelai. Usaha untuk memenuhi kebutuhan kedelai harus dilakukan dengan peningkatan produksi, yaitu melalui ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi. Usaha intensifikasi diantaranya dilakukan dengan cara penerapan teknologi tepat guna berupa penggunaan varietas unggul, dan perbaikan mutu benih. Salah satu cara untuk mendapatkan varietas unggul adalah dengan program pemuliaan tanaman yang tepat. Hasil merupakan sifat yang ditentukan oleh banyak komponen hasil. Komponen hasil dalam memberikan pengaruhnya terhadap hasil, satu terhadap yang lain saling bekerja sama, berinteraksi, berkompensasi, atau bahkan ada yang saling berkompetisi. Produktivitas kedelai di Indonesia masih rendah. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil kedelai di Indonesia. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan ada yang dapat dimanipulasi agar dapat memberikan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sedangkan faktor genetik hanya dapat diperbaiki dengan pemuliaan tanaman, yaitu dengan merubah susunan genetik tanaman. Dalam usaha meningkatkan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan seleksi terhadap varietas-varietas dan perbendaharaan galur yang ada. Pada program seleksi diperlukan lebih dari satu sifat seperti perlunya penelaahan secara terpadu x mengenai hubungan antara beberapa karakter terhadap hasil baik yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Daya hasil genotipe kedelai sangat dipengaruhi oleh komponen hasil, oleh karena itu untuk memilih genotipe yang berdaya hasil tinggi perlu dilakukan pengujian tentang keterkaitan hubungan antara komponen-komponen hasil dengan hasil. Penelitian ini dilakukan di lahan Percobaan Politeknik Negeri Jember pada bulan Januari sampai April 2005. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dua puluh genotipe kedelai. Genotipe adaptasi : (1) ZKJ 2-3 (VII-2), (2) ZKJ 1-7 (VII-2), (3) Jelbug 3, (4) Rambipuji 2, (5) Ambulu 3, (6) Balung 3, (7) Bangsalsari-1, (8) MSC 9127-D-3, (9) MSC 9129-D-1, (10) Mansuria, (11) PR- 198, (12) MSC 9102-D-2, (13) MSC 9102-D-3-2, (14) MSC 9103-D-1, (15) MSC 9103-D-3, (16) MSC 9105-D-1, (17) MSC 9105-D-2, (18) MSC 9110-D-1, (19) MSC 9110-D-2, (20) MSC 9110-D-4. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan sebanyak dua puluh genotipe kedelai. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga didapat 60 petak percobaan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk menentukan komponen hasil terpilih yang paling berperan terhadap hasil dan yang dapat memberikan sumbangan terbesar terhadap hasil kedelai, (2) Untuk menentukan sifat komponen hasil mana yang paling berpengaruh terhadap hasil, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk seleksi. (3) Untuk menentukan genotipe mana saja yang baik dan dapat digunakan sebagai tetua dalam proses selanjutnya. Hasil penelitian ini telah menunjukkan dari sepuluh sifat agronomi yang diamati pada dua puluh genotipe, ternyata menunjukkan adanya perbedaan pada sifat-sifat agronomi yang diamati. Hal ini akan mempermudah pelaksanaan seleksi, komponen hasil terpilih yang paling berperan terhadap hasil (berat biji per tanaman) adalah jumlah biji per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, dan jumlah buku subur batang utama. Komponen hasil yang memberikan sumbangan terbesar terhadap hasil terdapat pada jumlah biji per tanaman yaitu sebesar 84.58 %.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries021520101011;
dc.subjectAnalisis lintas untuk seleksi pada beberapa genotipe kedelai (Glycine max (L.) Merrill)en_US
dc.titleANALISIS LINTAS UNTUK SELEKSI PADA BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI Glycine max (L.) Merrill Path Analysis for Selection in Some Genotypes Soybean Glycine max (L.) Merrillen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record