dc.description.abstract | Sebagai negara penghasil kopi terbesar no 4 di dunia, harga biji kopi Indonesia
sangat tergantung pasaran luar negeri. Maka perlu upaya diversifikasi dan
pengembangan produk sekunder, sehingga memberikan nilai tambah, membuka
lapangan kerja, pengembangan industri terkait dan peningkatan konsumsi dalam
negeri. Salah satu diversifikasi produk adalah kopi ginseng cepat saji (instant).
Citarasa produk sangat dipengaruhi oleh asal (origin) dan mutunya. Perlu
pengujian formulasi kopi ginseng cepat saji menggunakan uji organoleptik
kesukaan (hedonic test). Biji kopi diambil dari kopi robusta Bali (Pupuan), kopi
Jawa (Dampit) dan kopi Lampung sebagai pusat produksi kopi di Indonesia.
Sedangkan bahan komposit diambil dari jenis ginseng Brazilia (Pfaffia
paniculata). Ginseng jenis ini umur panen akarnya lebih cepat yaitu hanya 5 – 6
bulan dibanding ginseng dari Korea atau China (jenis Panax spp) yang dipanen
setelah umur 3 - 4 tahun. Produk dibuat cepat saji (Instan) dengan sistem
aglomerasi dengan alat kristalisator. Penelitian disusun menurut rancangan acak
kelompok (RAK) dengan faktor A asal kopi dan faktor B jumlah ginseng. Hasil
penelitian menunjukkan formulalsi tergantung asalan (origin) dan mutu bahan
baku dan khusus (formulasi yang paling baik) untuk kopi Lampung dengan
proporsi : 93 kopi dan 7 ginseng, Dampit: 97 kopi dan 3 ginseng atau 91 kopi dan
9 ginseng, Bali : 99 kopi dan 1 ginseng atau 91 kopi dan 9 ginseng. Formulasi
untuk peminum kopi : 97 kopi dan 3 ginseng, Formulasi bukan peminum kopi : 91
kopi 9 ginseng. Harga dasar produk yang paling disukai konsumen, untuk kopi
Dampit Rp 19.964,00 kopi Lampung Rp 30.225,06, dan kopi Bali Rp 14.516,67.
Riset lanjutan perlu dilakukan formulasi menggunakan bahan asalan arabika,
robusta daerah lain atau blending arabika – robusta | en_US |