Show simple item record

dc.contributor.authorLaely Dwi Budiyanti
dc.date.accessioned2013-12-02T15:51:09Z
dc.date.available2013-12-02T15:51:09Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM092210101074
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2553
dc.description.abstractBakteri merupakan kelompok mikroorganisme yang paling dominan di lingkungan, salah satunya di lingkungan perairan. Salah satu perairan di kabupaten Jember adalah Perairan Pantai Papuma. Bakteri dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, salah satunya sebagai penghasil enzim fibrinolitik. Enzim fibrinolitik memiliki kemampuan mendegradasi fibrin pada kasus thrombosis Penelitian terdahulu diperoleh 23 isolat bakteri dengan satu isolat yang memiliki aktivitas fibrinolitik tertinggi, yaitu isolat bakteri WU 021012* dengan indeks aktivitas enzim fibrinolitik sebesar 10. Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui aktivitas fibrinolitik protein ekstrak kasar bakteri WU 021012* asal Perairan Pantai Papuma Kabupaten Jember meliputi konfirmasi aktivitas fibrinolitik menggunakan metode fibrin plate assay, pembuatan kurva pertumbuhan dengan menghitung jumlah sel bakteri menggunakan metode perhitungan langsung (direct count), produksi supernatan, presipitasi supernatan menggunakan aseton dingin, uji fibrinolitik supernatan dan presipitat protein menggunakan metode fibrin plate assay, dan pengukuran kadar protein supernatan dan presipitat protein menggunakan metode Bradford. Hasil penelitian didapatkan bahwa isolat bakteri WU 021012* memiliki aktivitas fibrinolitik dengan indeks aktivitas enzim fibrinolitik sebesar 7,01. Hasil ini lebih kecil jika dibandingkan dengan uji fibrinolitik sebelumnya, yaitu sebesar 10,0. Berdasarkan hasil kurva pertumbuhan, diperoleh fase log dari isolat WU 021012* pada jam ke-8 sampai jam ke-24 dengan jumlah sel tertinggi sebesar 48,01 x 10 sel/ml. Hasil uji aktivitas fibrinolitik supernatan menunjukkan bahwa supernatan jam viii 7 ke-36 dan 48 memiliki aktivitas fibrinolitik tertinggi, akan tetapi berdasarkan uji LSD, aktivitas fibrinolitik kedua supernatan tidak memberikan pengaruh yang nyata, sehingga dapat ditetapkan waktu optimum untuk produksi enzim fibrinolitik yaitu selama 36 jam. Hasil uji fibrinolitik presipitat protein hasil presipitasi menggunakan aseton dingin menunjukkan bahwa semua presipitat protein memiliki aktivitas fibrinolitik, hal ini menunjukkan bahwa aseton dingin yang digunakan pada proses presipitasi tidak mengganggu aktivitas fibrinolitik. Pengukuran konsentrasi protein dengan metode Bradford menunjukkan bahwa supernatan dan presipitat protein yang memiliki konsentrasi protein tertinggi adalah supernatan dan presipitat protein dengan lama waktu produksi selama 48 jam, yaitu sebesar 221,6 µg/ml dan 1632 221,6 µg/mlen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092210101074;
dc.subjectUji Fibrinolitiken_US
dc.titleUJI FIBRINOLITIK PROTEIN EKSTRAK KASAR BAKTERI WU 021012* ASAL PERAIRAN PANTAI PAPUMA KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record