Show simple item record

dc.contributor.authorElisa Maristin
dc.date.accessioned2014-01-27T14:24:22Z
dc.date.available2014-01-27T14:24:22Z
dc.date.issued2014-01-27
dc.identifier.nimNIM092010101068
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25505
dc.description.abstractPenyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi. Salah satu penyebab terjadinya diare adalah adanya infeksi oleh bakteri Vibrio cholerae, merupakan bakteri noninvasif yang terutama ditularkan secara fekal oral. Bakteri ini bekerja dengan cara memproduksi toksin yang terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa, dan menyebabkan diare kolera. Ada banyak pilihan antibiotika yang digunakan untuk mengobati diare kolera. Dalam dua dekade terakhir, pengobatan antibiotika terhadap kolera menjadi lebih kompleks karena adanya galur-galur V. cholerae yang resisten terhadap banyak antibiotika (multiresisten). Oleh karena itu pilihan terapi untuk kolera masih perlu dikembangkan misalnya dengan obat tradisional. Salah satu tumbuhan berkhasiat obat yang bisa digunakan sebagai obat tradisional adalah manggis (G. mangostana L.). Bagian dari buah manggis yang sudah diteliti dan terbukti memiliki khasiat adalah kulit. Kulit buah manggis mengandung banyak zat antara lain xanton, flavonoid, garsinon, tanin, kuinon, dan triterpenoid. Dari semua yang ada di dalam kulit manggis, diketahui bahwa kandungan terbesar adalah xanton. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2010), xanton diketahui memiliki efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol terhadap pertumbuhan V. cholerae. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan penelitian non equivalent control group design. Sampel yang digunakan adalah bakteri V. cholerae. Konsentrasi larutan ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol yang digunakan adalah 1 g/ml; 2 g/ml; 3 g/ml; 4 g/ml; 5 g/ml; 6 g/ml; 7 g/ml; dan 8 g/ml. Untuk kontrol positif digunakan suspensi tetrasiklin 30 μg/ml dan untuk kontrol negatif digunakan aquadest steril. Data diperoleh dengan mengukur diameter zona hambat yang terjadi di sekitar sumuran menggunakan jangka sorong. Data kemudian dianalisis dengan uji One Way Anova. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol dengan konsentrasi 1 g/ml; 2 g/ml; 3 g/ml; 4 g/ml; 5 g/ml; 6 g/ml; 7 g/ml; dan 8 g/ml berturut-turut adalah 1,34 cm; 1,46 cm; 1,57 cm; 1,66 cm; 2,02 cm; 2,06 cm; 2, 02cm; dan 2,06 cm. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) kualitatif ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol terhadap pertumbuhan V. cholera adalah 2 g/ml serta nilai KHM kuantitatif berdasarkan uji Regresi linier didapatkan 0.33 g/ml. Dari uji One Way Anova didapatkan perbedaan signifikan pada diameter zona hambat antara kelompok perlakuan (p<0,05). Dengan uji Post Hoc dapat diketahui kelompok konsentrasi ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna dengan kelompok positif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah manggis menggunakan etanol memiliki aktivitas antibakteri yang kuat dalam menghambat pertumbuhan V. cholerae. Untuk ke depannya penulis menyarankan penelitian mengenai isolasi zat aktif dari kulit buah manggis dan penelitian secara in vivo aktivitas antibakteri.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092010101068;
dc.subjectUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERIen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) MENGGUNAKAN ETANOL TERHADAP PERTUMBUHAN Vibrio choleraeen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record