Show simple item record

dc.contributor.authorRia Nur Khoirun Nisa’
dc.date.accessioned2013-12-02T12:40:22Z
dc.date.available2013-12-02T12:40:22Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM081810201002
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2543
dc.description.abstractPabrik Gula Semboro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada perkebunan tebu dan industri gula. Untuk menunjang proses produksi guna memenuhi tuntutan peningkatan produktivitas gula maka Pabrik Gula Semboro beroperasi selama 24 jam dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Dalam proses produksinya perusahaan menggunakan mesin dengan daya dan kapasitas yang besar. Dengan adanya mesin tersebut dalam pengoperasiannya melibatkan banyak tenaga kerja seperti pada stasiun masakan dan stasiun puteran dalam produksi gula. Salah satu dampak dari penggunaan mesin tersebut menyebabkan kebisingan pada lingkungan kerja. Kebisingan merupakan proses terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki termasuk bunyi yang tidak beraturan dan bunyi yang dikeluarkan oleh industri. Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai di lingkungan kerja. Sehingga dalam jangka waktu pendek mengakibatkan turunnya produktivitas pekerja. Sedangkan dalam jangka waktu panjang dapat mengganggu dan membahayakan konsentrasi kerja, menurun hingga merusak alat pendengaran. Dengan adanya kebisingan yang terjadi di lingkungan kerja khususnya di PG Semboro maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan aspek K3 dalam industri untuk mengetahui berapa tingkat intensitas kebisingan dan batas waktu maksimal berada di lingkungan kerja sesuai dengan standar ketenagakerjaan. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk meneliti hal tersebut dengan metode pemetaan kebisingan yang ada di Pabrik Gula Semboro yang meliputi stasiun masakan, stasiun putaran, dan Power house. Penelitian ini dilakukan di PG Semboro PT Perkebunan Nusantara XI, Kabupaten Jember. Adapun waktu pelaksanaannya dimulai pada bulan September 2012. Pengukuran Kebisingan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Sound Level Meter dan pengolahan data kebisingan dengan membuat peta kontur menggunakan software surfer 9. Dari hasil pengolahan data dapat diperoleh peta kontur pola penyebaran tingkat intensitas kebisingan pada daerah penelitian. Peta kontur yang dihasilkan menggambarkan tingkat intensitas kebisingan yang diwakili oleh pencitraan warna yang berbeda-beda. Setelah dilakukan analisis data yang didapatkan pada masing–masing stasiun ternyata tingkat intensitas kebisingan rata–rata melebihi 85 dB (A) yang menyebabkan lokasi tersebut dikategorikan sebagai daerah dengan tingkat intensitas kebisingan yang tinggi dengan kata lain tidak memenuhi standar keamanan untuk tenaga kerja yang bekerja selama maksimal 8 jam perhari. Dengan kondisi tersebut perlu upaya pengendalian lebih lanjut pada sumber bising (alat yang rusak atau menimbulkan bising yang tinggi) media yang dilalui sumber bising, pembenahan tempat kerja terhadap jarak sumber bising, dan pekerja diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung telinga (APT) yang layak, serta membuat cerobong pada pabrik dan memberikan bahan peredam kebisingan pada dinding-dinding ruangan dan lantai untuk mengurangi intensitas kebisingan yang terjadi, terutama untuk Stasiun Masakan dan Puteran yang terdapat banyak karyawan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810201002;
dc.subjectTINGKAT KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULAen_US
dc.titleTINGKAT KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTERAN, DAN POWER HOUSE DI PG SEMBORO PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI, KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record