Dampak Kerusakan Hutan Terhadap Kualitas Tanah dan Produktivitas Kopi Di Wilayah Silo Jember
Abstract
RINGKASAN
Dampak Kerusakan Hutan Terhadap Kualitas Tanah dan Produktivitas
Kopi Di Wilayah Silo Jember, Muliatiningsih, 061520101028. 2009 : 43
halaman : Program Studi Agronomi Pascasarjana Universitas Jember.
Pertumbuhan dan produksi tanaman kopi sangat dipengaruhi oleh keadaan
iklim dan tanah. Perkembangan perkebunan disekitar kawasan hutan dimaksudkan
untuk menjaga iklim mikro yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sehingga
diharapkan tanaman kopi dapat berproduksi dengan optimal. Kerusakan hutan
tidak hanya berdampak pada perubahan iklim, tetapi juga mempengaruhi kualitas
tanah. Di Kabupaten Jember, perkebunan kopi pada umumnya berada di sekitar
kawasan hutan, sesuai dengan habitat asli tanaman tersebut. Hutan merupakan
kawasan penyangga untuk lingkungan disekitarnya, terdapatnya tegakan pohon
dapat menekan laju evaporasi dan mengurangi intensitas sinar matahari sehingga
akan terbentuk iklim mikro yang sesuai bagi kehidupan tanaman dan
mikroorganisme. Penetrasi akar tanaman ke dalam profil tanah dapat menciptakan
lapisan tanah yang granuler sehingga memudahkan pertumbuhan akar tanaman
serta mempengaruhi ketersediaan air dan udara tanah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak kerusakan hutan
terhadap kualitas fisik dan produktivitas tanaman kopi pada agroekosistem yang
berbeda. Penelitian ini mencakup penelitian di lapangan dan analisis di
laboratorium. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada perkebunan kopi di Desa
Sidomulyo dan Perkebunan kopi Garahan Kidul Kecamatan Silo, Kabupaten
Jember. Analisis físika dan kimia tanah dilakukan di laboratorium Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan
Juni 2008 sampai dengan Oktober 2008. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode survei untuk pengambilan contoh tanah dan pengumpulan data
pendukung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebun kopi yang kondisi hutan
disekitarnya masih terjaga (KHB) mempunyai sifat fisik yang lebih baik dari
kebun kopi yang kondisi hutan disekitarnya telah mengalami kerusakan (KHR)
ix
dengan nilai BV tanah 0,96%, porositas tanah 62,15%, dan tekstur tanah
didominasi oleh fraksi pasir yaitu 56,47% . Sedangkan pada KHR nilai BV
tanahnya yaitu 1,18%, porositas tanah 53,15%, dan kandungan fraksi liat yang
lebih tinggi (26,01%). Tetapi kandungan C organik tanah pada dua lokasi tidak
berbeda nyata, yaitu pada KHB sebesar 2,38% dan KHR sebesar 2,11%, yang
dapat dikategorikan dalam harkat sedang. N total tanah pada KHB lebih rendah
(0,05%) dari KHR (0,18%), Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada KHB lebih
rendah (9,86 me/100 g) dari KHR (14,05 me/100 g), dan pH tanah pada dua lokasi
termasuk dalam kategori asam, yaitu pH tanah pada KHB sebesar 5,25 dan KHR
sebesar 6,07). Produktivitas kopi pada dua lokasi penelitian berbeda tidak nyata,
hal ini menunjukkan pengaruh hutan merupakan pengaruh dalam jangka panjang
yang akan berdampak pada keberlanjutan dari suatu usaha pertanian.
Collections
- MT-Agribusiness [159]