Show simple item record

dc.contributor.authorIski Weni Pebriarti
dc.date.accessioned2013-12-02T10:53:35Z
dc.date.available2013-12-02T10:53:35Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM072210101060
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2508
dc.description.abstractKanker telah menyebabkan kematian yang cukup tinggi. Di Indonesia, kanker menempati peringkat keenam penyebab kematian setelah penyakit infeksi, kardiovaskular, kecelakaan lalu lintas, defisiensi nutrisi dan penyakit kongenital. Meningkatnya insidensi kasus baru penderita kanker menyebabkan pengembangan penelitian untuk menemukan obat-obat baru terus berkembang, bahkan dari bahan alampun kini banyak diteliti untuk pengobatan penyakit kanker. Adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat meningkatkan penggunaan bahan alam sebagai obat. Berbagai macam senyawa telah dikembangkan melawan kanker, akan tetapi tak satupun dari berbagai jenis senyawa tersebut menghasilkan efek yang memuaskan dan tanpa efek samping yang merugikan. Salah satu jenis tanaman yang diduga memiliki khasiat sebagai antikanker adalah keladi tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd.) Bl) yang termasuk dalam famili Araceae. T. flagelliforme merupakan salah satu tanaman yang telah digunakan secara empiris untuk terapi kanker oleh masyarakat Indonesia dan Malaysia. Bagian tanaman yang digunakan dalam pengobatan adalah umbinya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (i) aktivitas antikanker ekstrak heksana umbi T. flagelliforme, (ii) perbedaan aktivitas berbagai dosis ekstrak heksana umbi T. flagelliforme, dan (iii) jenis senyawa yang terkandung dalam ekstrak heksana umbi T. flagelliforme sehingga memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini dilakukan di tiga tempat yaitu Fakultas Farmasi Universitas Jember (Laboratorium Biologi Farmasi), Laboratorium Klinik dan Bioscience Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Jember serta Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember (Laboratorium Patologi Anatomi dan Biomedik) yang dilakukan mulai bulan Februari sampai September 2011. Hewan coba berupa mencit jantan berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram sebanyak 9 ekor dibagi dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor yang dipilih secara acak. Mencit diinduksi dengan 0,1 mL benzo(a)pirena 0,3% b/v sebanyak 10x setiap 2 hari sekali secara sub kutan. Setelah itu, mencit dibiarkan ± 3 bulan hingga mencit menderita kanker dengan diameter terpanjang benjolan sekitar 20 mm. Berikutnya diberi sediaan bahan uji maupun kontrol sebanyak 0,2 mL setiap hari selama 10 hari dengan dosis 60 mg/kg BB sebagai kelompok perlakuan I dan dosis 120 mg/kg BB sebagai kelompok perlakuan II. Pada hari berikutnya, mencit dikorbankan menggunakan larutan eter. Jaringan kanker yang telah dipisahkan diukur diameternya, ditimbang dan dibuat sediaan histopatologi. Data diameter dari jaringan kanker yang timbul pada tubuh mencit sebelum pemberian bahan uji dan setelah pemberian bahan uji dianalisis melalui indeks evaluasi aktivitas antikanker berdasarkan nilai T/C (%), sedangkan data berat jaringan kanker yang diperoleh digunakan untuk mengetahui prosentase hambat pertumbuhan kanker. Dilakukan pula pembacaan sediaan histopatologi jaringan kanker secara deskriptif menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x hingga 400x. Senyawa yang terkandung dalam ekstrak heksana umbi T. flagelliforme diketahui dengan melakukan skrining fitokimia. Hasil penelitian indeks evaluasi dari aktivitas antikanker (T/C), diperoleh T/C rata-rata pada dosis 60 mg/kg BB adalah sebesar 40,90 ± 4,99% dan pada dosis 120 mg/kg BB yaitu 47,33 ± 22,75%. Berat rata-rata jaringan kanker berdasarkan hasil penelitian pada dosis 60 mg/kg BB yaitu 5,74 ± 3,22 gram dengan nilai prosentase hambat kanker sebesar 21,54± 11,54% dan berat rata-rata jaringan kanker pada dosis 120 mg/kg BB adalah 4,91 ± 1,24 gram dengan nilai prosentase hambat 42,26 ± 33,05%, sedangkan berat rata-rata jaringan kanker pada kontrol negatif yaitu sebesar 7,85 ± 5,67. Pengamatan efek antikanker berdasarkan irisan anatomi-histopatologi dari jaringan fibrosarkoma pada dosis 120 mg/kg BB bila dibandingkan dengan gambaran histopatologi dari kelompok kontrol negatif dan dosis 60 mg/kg BB menunjukkan terjadinya perubahan gambaran histopatologi yang cukup berbeda, di mana pengamatan preparat histopatologi pada dosis 120 mg/kg BB lebih banyak dijumpai sel nekrosis dan jaringan granulasi (ikat sembab), bahkan dijumpai pula push yang diakibatkan adanya kontaminasi dari bakteri pada sel yang sudah mengalami nekrosis. Beberapa sel juga nampak seperti mengalami peristiwa apoptosis ditunjukkan dengan adanya fragmen-fragmen dari DNA. Hal ini dipertegas dengan adanya sisa fragmen berupa titik atau bulatan kecil ditengah-tengah sitoplasma. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa ekstrak heksana umbi T. flagelliforme memiliki aktivitas antikanker di mana dosis 120 mg/kg BB memiliki aktivitas antikanker lebih baik bila dibandingkan dengan dosis 60 mg/kg BB berdasarkan hasil pemeriksaan preparat hitopatologi dan nilai prosentase hambat kanker. Hasil skrining fitokimia dari ekstrak heksana umbi T. flagelliforme disimpulkan mengandung senyawa dari golongan steroid, terpenoid, flavonoid dan asam lemak. Mekanisme antikanker yang dimiliki oleh ekstrak heksana umbi T. flagelliforme terutama mengarah pada kematian sel secara apoptosis melalui jalur mitokondria (internal).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072210101060;
dc.subjectUJI AKTIVITAS ANTIKANKER ,EKSTRAK HEKSANA UMBI KELADI TIKUS (Typhoniumen_US
dc.titleSKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK HEKSANA UMBI KELADI TIKUS (Typhoniumen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record