Show simple item record

dc.contributor.authorTRIA KURNIA
dc.date.accessioned2014-01-27T03:38:20Z
dc.date.available2014-01-27T03:38:20Z
dc.date.issued2014-01-27
dc.identifier.nimNIM071610101087
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25068
dc.description.abstractPengetahuan tentang oklusi normal dapat digunakan untuk mendignosa adanya maloklusi secara tepat, karena „maloklusi‟ dinilai sebagai penyimpangan dari „normal‟. Maloklusi dapat meliputi ketidakteraturan lokal dari gigi-gigi atau malrelasi rahang pada tiap ketiga bidang ruang sagital, vertikal atau transversal. Maloklusi juga bisa merupakan variasi biologi sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada bagian tubuh lain, tetapi karena variasi mudah diamati dan mengganggu estetik sehingga menarik perhatian dan memunculkan keinginan untuk melakukan perawatan Indek adalah sebuah angka atau bilangan yang digunakan sebagai indikator untuk menerangkan suatu keadaan tertentu atau sebuah rasio proportional yang dapat disimpulkan dari pengamatan yang terus-menerus. Dengan menggunakan suatu indek dapat dinilai beberapa hal menyangkut maloklusi, misalnya prevalensi, kesalahan maloklusi, dan hasil perawatan. Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian dengan menggunakan dua indek maloklusi yaitu Dental Aesthetic Index (DAI) dan Peer Assessment Rating Index (PAR Index) Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan keparahan maloklusi dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara yang diukur berdasarkan Dental Aesthetic Index (DAI) dengan Peer Assessment Rating Index (PAR Index). Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 – Januari 2011 di Klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Sampel penelitian sebanyak 49 model gigi hasil cetakan rahang atas dan rahang bawah dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember angkatan tahun 2008/2009 yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan penulis. Metode untuk pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Hasil penelitian yang telah diperoleh dianalisa dengan uji statistika non parametrik yaitu uji Mann-Whitney untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat keparahan maloklusi dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara yang diukur berdasarkan PAR Index dan DAI. Hasil perhitungan Mann-Whitney untuk tingkat keparahan maloklusi didapatkan nilai signifikansi α = 0,229 (p>0,05), yang berarti tidak ada beda tingkat keparahan maloklusi antara PAR Index dengan DAI, sedangkan untuk tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi didapatkan nilai signifikansi α = 0,229 (p>0,05), yang berarti tidak ada beda tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara PAR Index dengan DAI. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian yaitu tidak terdapat perbedaan tingkat keparahan maloklusi dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara yang diukur berdasarkan PAR Index dengan DAI.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101087;
dc.subjectMALOKLUSI, ORTODONSIen_US
dc.titlePERBEDAAN TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DAN KEBUTUHANPERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN DENTAL AESTHETIC INDEX (DAI) DENGAN PEER ASSESSMENT RATING INDEX (PAR INDEX) PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER ANGKATAN 2008/2009en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record