dc.description.abstract | Gigi adalah jaringan keras yang terdapat di dalam mulut, terdiri dari zat-zat
organik dan anorganik. Salah satu fungsi penting gigi yaitu fungsi mengunyah
makanan. Konsumsi makanan dan minuman asam sehari-hari sangat banyak
dikalangan anak-anak dan remaja. Masyarakat Indonesia sering menggunakan cuka
sebagai bahan penambah rasa asam pada makanan. Cuka adalah larutan 5-6% asam
cuka dalam air. Asam cuka dilarutkan dalam air agar tidak korosif, tetapi jika
mengkonsumsi makanan yang mengandung cuka secara terus-menerus dapat merusak
enamel gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adanya perbedaan kekerasan
gigi permanen setelah perendaman dalam larutan asam cuka 5%.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan pendekatan
Posttest only control group design pada 32 gigi premolar pertama rahang atas.
Pengelompokan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling yang
terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok
kontrol terdiri dari 16 gigi yang direndam dalam aquades, sedangkan kelompok
perlakuan terdiri dari 16 gigi yang direndam dalam larutan asam cuka 5% dengan
waktu perendaman selama 30 menit untuk masing-masing kelompok. Selanjutnya,
pengukuran kekerasan pada permukaan bukal gigi dilakukan dengan menggunakan
Microhardnes-vickers.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah nilai rata-rata kekerasan gigi
permanen pada kelompok kontrol adalah 312,5 HV, sedangkan pada kelompok
perlakuan adalah 240,9 HV. Hasil analisa dari penelitian ini menunjukkan adanya
perbedaan. Berdasarkan analisa statistik, setelah dilakukan uji normalitas dan
homogenitas, pada uji Independent-t data tersebut menunjukkan nilai hitung yang
signifikan p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa larutan asam cuka 5% dapat menurunkankan kekerasan gigi permanen karena larutan asam cuka lebih cepat
berdifusi ke dalam enamel gigi yang menyebabkan peningkatan kekasaran pada
permukaan enamel gigi permanen dan pengeroposan di daerah yang lebih dalam
akibat pH yang sangat rendah. Kekasaran ini kemungkinan ditimbulkan karena
terbentuknya microspace (microporocity) pada permukaan enamel gigi dan pada
bagian gigi yang lebih dalam, sehingga ketika indentor Microhardness-vickers yang
berupa intan dengan beban 0,1 HV atau setara dengan 100 gram selama 5 detik
dibebankan pada permukaan gigi yang telah direndam larutan asam cuka 5%,
indentor dapat masuk ke lapisan gigi yang lebih dalam.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa larutan asam
cuka 5% dapat menyebabkan penurunan kekerasan gigi permanen. Nilai rata-rata
kekerasan gigi permanen setelah perendaman dalam larutan asam cuka 5% lebih
rendah dibandingkan kelompok kontrol dengan selisih nilai rata-rata kekerasan
sebesar 72 HV. | en_US |