dc.description.abstract | Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medik dengan
menggunakan sumber radiasi pengion seperti Sinar-X. Salah satu jenis pemeriksaan
yang dapat dilakukan adalah foto Thorax, dimana pemanfaatannya juga semakin
meluas dalam beberapa kategori usia seperti pada pasien anak. Selain memberikan
manfaat, sinar-X juga dapat memberikan ancaman yang merugikan manusia misalnya
efek radiasi pada kulit. Namun akhir-akhir ini perhatian yang cukup serius adalah
dampak dari radiasi sinar-X sebagai pencetus carsiogenik pada manusia, apalagi jika
diterapkan pada anak-anak. Fungsi organ-organ tubuh anak belum matang, serta
selnya masih dalam proses pertumbuhan sehingga sangat sensitif terhadap radiasi.
Oleh karena itu, proteksi radiasi pada pasien anak perlu ditingkatkan dan
mendapatkan perhatian yang serius terutama dalam pemberian dosis. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengukuran dosis serap yang diterima oleh pasien anak.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisa dosis serap
radiasi foto thorax yang diterima oleh pasien anak di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Paru Jember. Dalam penelitian ini terdiri dari pasien laki dan wanita usia 1-15 tahun
yang kemudian digolongkan menjadi 3 kelompok usia yaitu usia 1-5 tahun, 5-10
tahun, dan 10-15 tahun. Masing-masing kategori diambil sebanyak 50 data yang
kemudian diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode oneway
ANOVA. Dari hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai dosis yang direkomendasikan oleh UNSCEAR (United Nations Scientific Committee on the
Effects of Atomic Radiation)Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka nilai dosis serap radiasi
sinar-X yang dihasilkan baik untuk pasien anak jenis kelamin laki ataupun wanita,
untuk setiap kategori usia yang berbeda diperoleh nilai rata-rata dosis serap yang
beragam. Dalam hasil dosis serap baik untuk pasien laki ataupun pasien wanita
terlihat bahwa pasien anak usia 1-5 tahun mendapatkan nilai rata-rata dosis yang
terendah, sedangkan pasien anak usia 10-15 mendapatkan nilai dosis terbesar. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap pemberian faktor
exposure. Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA untuk pasien laki atau
wanita, diperoleh hasil F
hitung
< F
(3,8931) atau P(sig) >0,0500, hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap untuk usia 15
tahun
dengan
usia
5-10
tahun.
Namun
keduanya,
usia
1-5
tahun
dan
usia
5-10
tahun
ini
memilki nilai rata-rata dosis serap yang berbeda dengan usia 10-15 tahun yang
ditunjukkan oleh hasil uji statistik oneway ANOVA, dimana dihasilkan F
ix
tabel
(3,8931) atau P(sig)<0,0500. Untuk perbandingan nilai rata-rata dosis serap pada
pasien anak laki dengan wanita pada masing-masing kategori usia, hasil output anova
menunjukkan nilai signifikansi ≥0,0500. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk pasien
anak, jenis kelamin tidak menjadi pengaruh terhadap pemberian nilai dosis serap.
Mengacu pada hasil dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap nilai dosis serap antara pasien usia 1-5 tahun dengan usia 5-10
tahun. Akan tetapi usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun berbeda dengan pasien usia 1015
tahun, baik untuk pasien laki ataupun wanita. Secara umum nilai dosis
keseluruhan yang diterima oleh pasien anak di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru
Jember masih dibawah batas maksimal yang diijinkan oleh UNSCEAR (United
Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation). | en_US |