Show simple item record

dc.contributor.authorI Wayan Eka Putra Prayoga
dc.date.accessioned2014-01-27T01:44:54Z
dc.date.available2014-01-27T01:44:54Z
dc.date.issued2014-01-27
dc.identifier.nimNIM092010101057
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24856
dc.description.abstractKolera merupakan salah satu kasus infeksi gastrointestinal yang masih sering terjadi khususnya di Indonesia. Penyakit ini disebabkan bakteri Vibrio cholerae. Pengobatan kolera tidak lepas dari penggunaan antibiotik sebagai terapinya. Namun, dalambeberapatahunterakhir, V.choleraetelahresistenterhadapantibiotikyang telahumumdigunakansepertiampisilin, kotrimoksazol, kloramfenikol,dansulfametoxazol-trimetropim, tetapi belum terjadi resistensi terhadap tetrasiklin dan doxycycline. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah ini adalah pemanfaatan tanaman obat, salah satunya adalah sirih merah (Piper crocatum).Kandungan kimia daun sirih merah yang berpotensi sebagai antibakteri adalah flavonoid, tanin, saponin, minyak atsiri, dan alkaloid. Penelitianinibertujuanuntukmengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri sirih merah terhadap pertumbuhan bakteriV.choleraesecara in vitro dan Kadar Hambat Minimal (KHM) konsentrasi minyak atsiri yang mampu menhambat pertumbuhan V.cholerae. Metode uji aktivitas antibakteri yang digunakan adalah metode difusi sumuran. Jenis penelitian adalah True Experimental Design dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah bakteri V.cholerae yang disesuaikandenganstandar 0,5 McFarland. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah 100%(v/v); 50%(v/v); 25%(v/v);12,5%(v/v);6,25%(v/v);3,125%(v/v); 1,56%(v/v);dan0,78%(v/v). Kontrol positif menggunakan suspensi tetrasiklin 30 µg/ml dan kontrol negatif menggunakan larutan NaCMC 0,5%. Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar sumuran dan diukur dengan jangka sorong. Hasil pengukuran diameter zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi destilat 100%(v/v), 50%(v/v), 25%(v/v), 12,5%(v/v), 6,25%(v/v), 3,125%(v/v), 1,56% (v/v), dan 0,78% (v/v) berturut turut adalah 17,38 mm, 14,64 mm, 13,52 mm, 12,08 mm, 10,54 mm, 9,66 mm, 9,08 mm, dan 7,6 mm. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnovdidapatkan distribusi data normal dan dilanjutkan dengan uji Regresi Linier. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene, karena data tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji nonparametrik Kruskal-Wallis dan uji Post Hoc multiple comparisons dengan metode Mann-Whitney. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri minyak atsiri sirih merah (P. crocatum) terhadap pertumbuhan bakteri V. cholerae secara in vitro. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri sirih merah (Piper crocatum) maka daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri V.cholerae semakin besar. Penentuan KHM minyak atsiri sirih merahsecara kualitatif adalah pada konsentrasi 1,56% (v/v) dan secara kuantitatif lebih dari0,94% (v/v).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092010101057;
dc.subjectUji Aktivitas Antibakteri, Minyak Atsiri, Sirih Merah, Pertumbuhan Vibrio cholerae, in vitroen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI SIRIH MERAH (Piper crocatum) TERHADAP PERTUMBUHAN Vibrio choleraeSECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record