Show simple item record

dc.contributor.authorJalal Rosyidi Soelaiman
dc.date.accessioned2014-01-27T01:29:06Z
dc.date.available2014-01-27T01:29:06Z
dc.date.issued2014-01-27
dc.identifier.nimNIM081810201044
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24818
dc.description.abstractPeningkatan konsumsi energi telah mengingatkan dunia akan kemungkinan terjadinya krisis energi beberapa dekade ke depan yang akhirnya juga berpengaruh pada kebutuhan energi yang semakin terbatas dan kegiatan ekonomi. Pada sisi lain, produksi padi yang terus meningkat mengakibatkan limbah padi berupa sekam juga akan meningkat jumlahnya. Pemanfaatan sekam sebagai briket merupakan salah satu cara untuk mereduksi timbunan sekam dan memenuhi kebutuhan energi. Pada pembuatan arang sekam menggunakan bahan bakar kayu dimana akan menghasilkan arang kayu dan abu pada sisa pembakaran. Untuk mengoptimalkan limbah arang kayu, dapat digunakan sebagai bahan tambah briket sekam padi. Penelitian ditujukan untuk mengetahui karakteristik briket-briket berbahan dasar sekam padi dan telah dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Jember dan UPT.PKB Dinas Perhubungan Jember. Bahan penyusun briket yang digunakan adalah sekam padi (100%) sebagai perlakuan A, arang sekam padi (100%) sebagai perlakuan B, arang sekam padi: arang kayu (50:50)% sebagai perlakuan C, dan arang sekam padi: arang kayu (70:30)% sebagai perlakuan D. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan didapat kesimpulan bahwa perbedaan komposisi dan jenis bahan pembuat briket memberi pengaruh yang berbeda terhadap karakteristik briket yang meliputi kadar air, nilai kalor, lama penyalaan, opasitas gas buang, dan kadar abu. Semakin rendah kadar air dan kadar abu briket, maka semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan, dimana perlakuan C memiliki nilai kalor tertinggi yaitu 4526,097 kJ/kg serta memiliki kadar air dan kadar abu terendah. Semakin besar nilai kalor briket, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan satu liter air. Perlakuan C adalah perlakuan yang tercepat untuk mendidihkan satu liter air yang membutuhkan waktu 17,850 menit. Semakin mudah bahan briket terbakar, maka semakin cepat lama penyalaan briket hingga menjadi abu. Perlakuan C memiliki lama penyalaan briket terlama yaitu 156,2 menit. Bahan briket yang tidak mengalami proses karbonisasi dan mempunyai kadar air yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya nilai opasitas gas buang dan temperatur bara briket yang tidak stabil. Perlakuan B memiliki nilai opasitas gas buang yang terendah sekitar 5%. Opasitas masing-masing perlakuan komposisi briket masih dibawah batas yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 opasitas maksimum dari emisi bukan logam yaitu 40%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810201044;
dc.subjectPerbandingan Karakteristik, Briketen_US
dc.titlePERBANDINGAN KARAKTERISTIK ANTARA BRIKETBRIKET BERBAHAN DASAR SEKAM PADI SEBAGAI ENERGI TERBARUKANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record