Show simple item record

dc.contributor.authorIka Suhaidah
dc.date.accessioned2013-12-02T09:57:53Z
dc.date.available2013-12-02T09:57:53Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM082210101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2476
dc.description.abstractSinar matahari memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup, disamping itu sinar matahari juga mengandung radiasi ultraviolet (UV) yang dapat membahayakan kulit. Produk kosmetik yang digunakan untuk melindungi kulit dari sinar matahari adalah tabir surya. Tabir surya dibagi menjadi dua kategori berdasarkan mekanismenya, yaitu tabir surya penyerap kimia (chemical absorber) dan penghambat fisik (physical blocker). Bahan aktif tabir surya yang digunakan adalah oktil metoksisinamat yang merupakan penyerap kimia. Salah satu syarat utama dalam pengembangan tabir surya adalah produk fotostabil untuk mempertahankan perlindungan dalam waktu yang lama. Oktil metoksisinamat mengalami fotodegradasi setelah pemaparan sinar matahari. Degradasi dapat terjadi pada panjang gelombang rentang UV-A (320-380 nm). Efektivitas tabir surya dinyatakan dalam nilai Sun Protecting Factor (SPF) dan % transmisi eritema (%TE). Efektivitas tabir surya dapat dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH) baik pH basis sediaan maupun bahan lain yang bersifat asam. Senyawa asam yang dapat meningkatkan efektivitas sediaan tabir surya adalah golongan Alpha Hidroxy Acid (AHA), salah satu contohnya adalah asam tartrat. Pengembangan formulasi sediaan tabir surya pada penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan pH sediaan dengan lama paparan sinar UV. Kondisi pH asam diperoleh dengan penambahan asam tartrat dan pH basa diperoleh dengan penambahan bahan pembasa yaitu trietanolamin (TEA). Paparan sinar UV dilakukan selama 0 dan 120 menit dengan menggunakan lampu UV Chromato-vue C-75pada panjang gelombang 365 nm. Optimasi diperlukan untuk menentukan komposisi viii optimum dari sediaan tabir surya terhadap kondisi pH dan waktu pemaparan sinar UV. Metode optimasi yang digunakan adalah desain faktorial. Penelitian ini menggunakan 2 level faktor yang dirancang berdasarkan desain faktorial sehingga menghasilkan 4 rancangan formula. Faktor yang digunakan yaitu nilai pH dan lama paparan sinar UV. Level yang digunakan untuk pH yaitu 3,5 dan 7,5, sedangkan untuk lama paparan sinar UV yaitu 0 dan 120 menit. Sediaan yang dibuat berupa krim berbasis vanishing cream. Evaluasi sediaan krim yang dihasilkan meliputi pengamatan organoleptis, pengujian viskositas, pH, uji tipe krim, penentuan daya sebar, nilai SPF in vitro dan % TE. Hasil evaluasi nilai SPF in vitro dan % TE dipilih sebagai respon untuk menentukan formula optimum. Hasil pengujian nilai SPF menunjukkan bahwa F1 memiliki nilai SPF in vitro 24,212; Fa sebesar 12,385; Fb sebesar 9,617; dan Fab sebesar 7,590. Hasil pengujian nilai % TE menunjukkan bahwa F1 memiliki nilai 0,011; Fa sebesar 0,025; Fb sebesar 0,043; dan Fab sebesar 0,060. Semakin besar pH sediaan maka nilai SPF in vitro akan semakin menurun, sedangkan nilai %TE akan semakin meningkat. Semakin lama paparan sinar UV maka nilai SPF in vitro akan semakin menurun, sedangkan nilai %TE akan semakin meningkat. Interaksi keduanya dapat meningkatkan nilai SPF in vitro dan juga % TE. Lama paparan sinar UV memberikan efek dominan terhadap peningkatan nilai SPF in vitro sebesar 56,29% dan nilai persen transmisi eritema sebesar 82,25%en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082210101042;
dc.subjectKombinasi pHen_US
dc.titleOPTIMASI KOMBINASI pH DAN LAMA PAPARAN SINAR UV TERHADAP EFEKTIFITAS IN VITRO OKTIL METOKSISINAMAT DALAM KRIM TABIR SURYAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record