dc.description.abstract | RINGKASAN
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Kangkung (Ipomoea aquaitica
Forsk.) pada Mencit Diabetes Akibat Induksi Aloksan; Tri Muji Santoso,
062210101075; 2011: 38 halaman; Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Perubahan gaya hidup di masyarakat yang terjadi beberapa tahun terakhir
menunjukkan adanya perubahan pola makan dari makanan tradisional menjadi
makanan cepat saji (fast food). Hal ini dihubungkan oleh para ahli kesehatan dengan
timbulnya berbagai macam penyakit, salah satunya adalah diabetes mellitus (DM).
DM merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang, ditandai dengan
kadar glukosa yang melebihi nilai normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif. Hiperglikemia yang berlangsung menahun dapat
memberikan komplikasi kronik pada beberapa organ tubuh.
Beberapa obat antidiabetik oral (obat sintetis) memiliki efek samping yang
merugikan, antara lain hipoglikemia, gangguan pada saluran cerna, dan reaksi alergi
kulit. Oleh karena itu, masyarakat selalu berupaya untuk mencari alternatif
pengobatan lain misalnya pengobatan dengan bahan alam. Salah satu tanaman yang
diduga memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah kangkung (Ipomoea aquatica
Forsk.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak etanol
daun kangkung dengan berbagai dosis, menentukan apakah terdapat perbedaan
aktivitas antidiabetes pada berbagai rentang dosis dan perbedaannya dengan kontrol
positif (glibenklamid). Pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak etanol daun kangkung
dalam penelitian ini menggunakan hewan coba yang sengaja dibuat DM melalui
pemberian diabetogen yaitu aloksan. Hewan coba yang digunakan adalah mencit
jantan Galur Balb-C. Penelitian menggunakan 25 ekor mencit dan dibagi menjadi 5
kelompok perlakuan (masing-masing kelompok perlakuan 5 ekor mencit). Mencit dibuat dalam keadaan diabetes dengan memberikan aloksan secara intraperitoneal.
Tiga hari setelah diinduksi aloksan dilakukan pengukuran kadar glukosa dalam darah,
kemudian mencit yang diabetes diberi perlakuan sesuai masing-masing kelompok.
Hewan coba dikatakan diabetes jika kadar glukosa darahnya lebih dari kadar glukosa
normal mencit yaitu 176 mg/dL. Hari ke-7 dan ke-15 setelah perlakuan juga
dilakukan pengukuran kadar glukosa dalam darah. Pengukuran kadar glukosa darah
menggunakan alat GlucoDr
TM
blood glucose meter AGM-2200.
Untuk mengetahui seberapa besar aktivitas antidiabetes dari ekstrak etanol daun
kangkung maka perlu dilakukan perhitungan persentase penurunan kadar glukosa
darah hewan coba. Rata-rata persentase penurunan kadar glukosa darah pada kontrol
positif dan kontrol negatif yaitu masing-masing 42,19% dan 6,05%, sedangkan
penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba yang diberi ekstrak etanol daun
kangkung dosis 1,5 g/kgBB; 3 g/kgBB; dan 4,5 g/kgBB yaitu masing-masing
30,87%; 39,22%; 52,08%.
Berdasarkan analisis menggunakan one way Anova dengan taraf kepercayaan
95% dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Different (LSD) menunjukkan
bahwa kelompok hewan coba yang diberi ekstrak etanol daun kangkung dengan dosis
4,5 g/kgBB dan 3 g/kgBB memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok hewan
coba yang diberi ekstrak etanol daun kangkung dosis 1,5 g/kgBB, sedangkan
kelompok hewan coba yang diberi kontrol positif tidak memiliki perbedaan
bermakna dengan kelompok hewan coba yang diberi ekstrak etanol daun kangkung
dengan dosis 4,5 g/kgBB; 3 g/kgBB; dan 1,5 g/kgBB. Namun, kelompok hewan coba
yang diberi kontrol positif dan ekstrak etanol daun kangkung dengan berbagai dosis
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif. Hal ini menunjukan
bahwa ekstrak etanol daun kangkung dengan dosis 4,5 g/kgBB, 3 g/kgBB, dan 1,5
g/kgBB memiliki aktivitas antidiabetes yang sebanding dengan kontrol positif.
Senyawa aktif yang diduga memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah
flavonoid, polifenol dan alkaloid. Tetapi untuk membuktikan aktivitasnya, diperlukan
penelitian yang lebih lanjut menggunakan fraksi ataupun isolat. | en_US |