Show simple item record

dc.contributor.authorTitis Dia Anggraini
dc.date.accessioned2014-01-26T22:45:48Z
dc.date.available2014-01-26T22:45:48Z
dc.date.issued2014-01-26
dc.identifier.nimNIM072010101047
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24478
dc.description.abstractPneumoni adalah salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan oleh Staphylococcus aureus. Bakteri ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit, mulut, saluran pernapasan bagian atas dan pencernaan manusia. Setiap jaringan ataupun alat tubuh dapat diinfeksi olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang khas, yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses. Pengobatan penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah antibiotik. Saat ini, S.aureus telah menjadi resisten terhadap antibiotik yang umum digunakan. Penyebab resistensi adalah pengunaan antibiotik yang berlebihan dan pada beberapa kasus yang tidak tepat guna. Beberapa bahan herbal yang sering di gunakan sebagai obat oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah buah mengkudu dan rimpang jahe merah. Sejumlah senyawa utama yang telah diidentifikasi pada buah mengkudu seperti alkaloid, flavonoid, dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat antibakteri. Sedangkan rimpang jahe merah mengandung minyak atsiri sebagai zat antibakterinya Tujuan dari penenelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia Linn) dan Rimpang Jahe Merah terhadap Pertumbuhan S. aureus Secara In Vitro. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi hambat minimal (KHM) dari ektrak terhadap S. aureus serta untuk mengetahui RINGKASAN Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) Dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Titis Dia Anggraini; 072010101047; 2010; 48 halaman; Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Pneumoni adalah salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan oleh Staphylococcus aureus. Bakteri ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit, mulut, saluran pernapasan bagian atas dan pencernaan manusia. Setiap jaringan ataupun alat tubuh dapat diinfeksi olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang khas, yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses. Pengobatan penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah antibiotik. Saat ini, S.aureus telah menjadi resisten terhadap antibiotik yang umum digunakan. Penyebab resistensi adalah pengunaan antibiotik yang berlebihan dan pada beberapa kasus yang tidak tepat guna. Beberapa bahan herbal yang sering di gunakan sebagai obat oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah buah mengkudu dan rimpang jahe merah. Sejumlah senyawa utama yang telah diidentifikasi pada buah mengkudu seperti alkaloid, flavonoid, dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat antibakteri. Sedangkan rimpang jahe merah mengandung minyak atsiri sebagai zat antibakterinya Tujuan dari penenelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia Linn) dan Rimpang Jahe Merah terhadap Pertumbuhan S. aureus Secara In Vitro. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi hambat minimal (KHM) dari ektrak terhadap S. aureus serta untuk mengetahui diameter zona hambat antara kombinasi ektrak pada konsentrasi 2,0 mg/ml, 1,8 mg/ml, 1,6 mg/ml, 1,4 mg/ml, 1,2 mg/ml, 1,0 mg/ml, 0,8 mg/ml dan 0,6 mg/ml terhadap S. aureus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Grup Design. Sampel yang digunakan adalah S. aureus konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah 0,6 mg/ml, 0,8 mg/ml, 1,0 mg/ml, 1,2 mg/ml, 1,4 mg/ml, 1,6 mg/ml, 1,8 mg/ml dan 2,0 mg/ml, sedangkan kontrol negatifnya adalah larutan Na CMC 5% dan kontrol positif adalah suspensi siprofloksasin, dengan jumlah sampel untuk masing-masing konsentrasi adalah 6. Data yang diperoleh adalah diameter zona bening yang terbentuk disekeliling sumuran pada media Mueller Hinton. Data kemudian dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis kemudian dilanjutkan uji Mann-whitney. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona bening pada sekeliling sumuran pada media Mueller Hinton tiap konsentrasi 0,6 mg/ml, 0,8 mg/ml, 1,0 mg/ml, 1,2 mg/ml, 1,4 mg/ml, 1,6 mg/ml, 1,8 mg/ml dan 2,0 mg/ml berturut-turut yaitu 9,6 mm; 11,08 mm; 12,57 mm; 13,27 mm; 14,52 mm; 15,79mm; 16,40 mm dan 17,10 mm. Hasil analisis dengan Kruskal-Wallis menunjukkan paling tidak terdapat perbedaan diameter zona hambat antara dua kelompok uji. Pada uji Mann-whitney diketahui terdapat perbedaan diameter zona hambat pada semua tingkat konsentrasi ekstrak yang diujikan kecuali konsentrasi 1,8 mg/ml dengan 1,6 mg/ml, 1,2 mg/ml dengan 1 mg/ml dan 1,4 mg/ml serta konsentrasi 0,6 mg/ml dengan kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol buah mengkudu dan rimpang jahe merah memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan S.aureus secara in vitro. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka diameter zona hambat yang terbentuk disekeliling sumuran juga akan semakin besar. Pada penelitian ini, nilai KHM didapatkan pada ekstrak konsentrasi 0,8 mg/ml serta terdapat perbedaan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101047;
dc.subjectAntibakteri Kombinasien_US
dc.titleUji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) Dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Titis Dia Anggraini; 072010101047en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record