Show simple item record

dc.contributor.authorAngela Pitasari
dc.date.accessioned2014-01-26T15:20:05Z
dc.date.available2014-01-26T15:20:05Z
dc.date.issued2014-01-26
dc.identifier.nimNIM032210101059
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24326
dc.description.abstractKasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau AIDS di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan hasil estimasi oleh Depkes pada tahun 2002 diperkirakan terdapat 90.000 – 130.000 orang di Indonesia hidup dengan HIV/AIDS, dari jumlah tersebut diperkirakan sebanyak 10.000 ODHA yang membutuhkan ART (Antiretroviral Therapy–Terapi Antiretroviral). Di kabupaten Jember sendiri sampai akhir November 2008 terdapat 139 kasus HIV dimana 7 diantaranya adalah pasien anak sedangkan setiap bulannya ada peningkatan 10 hingga 11 kasus tiap bulannya dan ini menunjukkan peningkatan jumlah penderita HIV di Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif, analisis, dan retrospektif terhadap dokumen rekam medik penderita HIV positif yang menerima terapi antiretroviral yang sedang menjalani perawatan dan pemantauan di klinik VCT RSUD Dr. Soebandi Jember dalam kurun waktu empat belas bulan. Analisa data dilakukan dua tahap pertama hasil yang diperoleh dibandingkan terhadap standar terapi yaitu buku pedoman terapi antiretroviral dari DEPKES RI. Data kualitatif tersebut akan disajikan dalam bentuk uraian atau narasi sedangkan data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel. Kombinasi tetap terapi ARV yang sering diberikan pada pasien HIV positif di Klinik VCT RSUD dr.Soebandi Jember meliputi: zidovudin + lamivudin + nevirapin sebanyak 21 orang dan merupakan kombinasi tetap yang paling sering digunakan. Stavudin + lamivudin + nevirapin merupakan kombinasi lini pertama orisinil yang juga sering digunakan sebanyak 7 orang. Zidovudin + lamivudin + effavirens merupakan kombinasi lini pertama modifikasi yang paling sering digunakan sebanyak 4 orang. Stavudin + lamivudin + effavirens prosentase penggunaannya sebesar 5 orang. Penggunaan effavirens diberikan bila pasien mengalamai kelainan khususnya pada pasien HIV positif dengan diagnosa penyakit paru – paru atau TBC. Pada pasien IDU ARV yang digunakan adalah zidovudin + lamivudin + nevirapin. Pada ibu hamil ARV yang digunakan adalah ARV Lini pertama orisinil zidovudin + lamivudin + nevirapin. Pada anak-anak ARV yang digunakan adalah zidovudin + lamivudin + nevirapin. Pada penderita koinfeksi Hepatitis B dan Hepatitis C ARV yang digunakan adalah tenofovir + lamivudin + nevirapin atau effavirens, tetapi jika tidak terdapat tenofovir maka tenofovir dapat diganti dengan zidovudin atau stavudin. Secara keseluruhan pasien patuh dalam berobat tingkat kepatuhannya mencapai 94,11%.Efek samping yang sering terjadi meliputi : radang tengorokkan, batuk, dan pilek sebanyak 12 kasus; gatal dan ruam kulit sebanyak 11 kasus; diare sebanyak 9 kasus; mual dan muntah sebanyak 8 kasus; berkurangnya nafsu makan 5 kasus; sesak nafas 1 kasus ; dan herpes zooster 1 kasus. Dosis Obat yang digunakan rute dan lama penggunaan obat-obat ARV pada pasien HIV positif di klinik VCT RSUD dr Soebandi Jember dinilai cukup tepat karena hampir semua penggunaan obat-obat ARV sesuai dengan pedoman terapi yang telah direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan, sehingga dapat dikatakan bahwa obat-obat tersebut dapat menghasilkan efek terapeutik yang menunjang keberhasilan terapi pasien.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries032210101059;
dc.subjectVoluntary, Conseling, and Testingen_US
dc.titleSTUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PENDERITA HIV(Human Immunodeficiency Virus) POSITIF DI KLINIK VOLUNTARY CONSELING AND TESTING RSUD dr. SOEBANDI JEMBER Periode 1 Agustus 2007-30 September 2008en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record