Show simple item record

dc.contributor.authorNila Nuril Fatima
dc.date.accessioned2014-01-26T02:18:50Z
dc.date.available2014-01-26T02:18:50Z
dc.date.issued2014-01-26
dc.identifier.nimNIM082010101052
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24254
dc.description.abstractRINGKASAN Uji Daya Antibakteri Ekstrak Polifenol Biji Kakao Tanaman kakao terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Buah kakao terdiri atas tiga komponen terbesar utama, yaitu kulit buah, plasenta dan biji. Biji kakao lebih dikenal karena produk olahannya yaitu cokelat. Pada awalnya, suku Maya-Amerika mengolah cokelat ini sebagai minuman pahit berkhasiat/jamu yang dipercaya sebagai penjaga stamina tubuh. Sejak itu, masyarakat luas mulai mengenal dan memanfaatkan khasiat biji kakao. Biji kakao ini ternyata memiliki kandungan polifenol total lebih tinggi dibandingkan dengan anggur maupun teh, baik teh hitam maupun teh hijau. Senyawa polifenol dalam biji kakao yaitu flavonoid, katekin, prosianidin, antosianin, dan tanin kompleks. Polifenol kakao bersifat antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen dan bakteri kariogenik. Salah satu bakteri patogen yang banyak ditemukan pada manusia adalah Escherichia coli merupakan salah satu penyebab diare pada manusia. Beberapa tahun terakhir E. coli menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang biasa digunakan. Banyaknya laporan tentang resistensi obat terhadap bakteri E. coli tersebut memungkinkan untuk dilakukan penelitian guna mencari substansi antibakteri baru dari berbagai bahan, termasuk dari biji kakao Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: ekstrak polifenol biji kakao terhadap pertumbuhan bakteri E. coli secara in vitro, semu dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah bakteri E. coli yang ditanam dalam agar Mueller Hinton yang kemudian diberi perlakuan dengan ekstrak polifenol biji kakao dengan beberapa konsentrasi, yaitu konsentrasi 1000 mg/ml; 500 mg/ml; 250 mg/ml; 125 mg/ml; 62,5 mg/ml; 31,25 mg/ml; 15,62 mg/ml; 7,8 mg/ml sedangkan kontrol negatifnya adalah aquades steril dan kontrol positifnya adalah suspensi Ceftriaxone. Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri E. coli pada media Mueller Hinton. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri E. coli pada media Mueller Hinton tiap konsentrasi 1000 mg/ml; 500 mg/ml; 250 mg/ml; 125 mg/ml; 62,5 mg/ml; 31,25 mg/ml; 15,62 mg/ml; 7,8 mg/ml berturut-turut yaitu 10,81 mm; 11,90 mm; 13,70 mm; 16,60 mm; 19,05 mm; 20,53 mm; 22,63 mm. Data kemudian dianalisis uji Kruskal-Wallis dan MannWhitney untuk mengetahui perbedaan antara kelompok data serta untuk mengtahui Konsentrasi Hambat Minimal Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak polifenol biji kakao mempunyai daya antibakteri terhadap pertumbuhan E. coli secara in vitro. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller Hinton. Ekstrak polifenol biji kakao memiliki KHM terhadap pertumbuhan E. coli kualitatif sebesar 15,62 mg/ml sedangkan secara kuantitatif menggunakan uji Regresi Linear didapatkan KHM sebesar 11,66 mg/ml.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101052;
dc.subjectEkstrak Polifenol Biji Kakaoen_US
dc.titleUji Daya Antibakteri Ekstrak Polifenol Biji Kakaoen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record