dc.description.abstract | Susu merupakan kebutuhan makanan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat
di negara-negara seperti Australia, Inggris, Amerika, dan Indonesia, terutama susu
yang berasal dari sapi
(Buckle dkk., 1987 dalam Sulistyowati, 2009:2). Karena susu
sapi memiliki kandungan gizi tinggi, seperti kalsium dan mineral, sehingga menurut
pakar gizi UNDIP, Satoto, susu sapi bagi balita dapat mencegah terjadinya busung
lapar, menjaga kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya pengeroposan tulang
(osteoporosis) (Utomo, 2006). Kandungan gizi susu sapi yang tinggi bisa menjadi
media untuk pertumbuhan bakteri seperti bakteri
Coliform. Bakteri Coliform
merupakan salah satu mikroorganisme indikator sanitasi penanganan air dan juga
penyebab penyakit pada saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang
kaya gizi seperti susu sapi (Supardi dan Sukamto, 1999).
Oleh karena itu, Standar Nasional Indonesia (SNI) pada tahun 1998 telah
menetapkan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Total pada susu tanpa pasteurisasi
1x10
6
(Coliform 2x10
1
MPN/gram) dan susu pasteurisasi <3x10
4
(Coliform <0,1x10
MPN/gram) (Isnaeny, 2009:2). Adanya bakteri Coliform tersebut diakibatkan proses
produksi dan pengolahan yang kurang baik, seperti tidak melalui proses pasteurisasi
sebelum susu sapi tersebut dikemas dan dikonsumsi oleh masyarakat (Dwidjoseputro,
1989:166-167). Tujuan penelitian ini adalah mendeteksi keberadaan bakteri
Coliform
dan mengetahui kualitas susu yang dijual pedagang kaki lima di sekolah dasar negeri
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
1
Jenis Penelitian ini adalah survei epidemiologi deskriptif bersifat noneksperimental
dan kualitatif. Pada penelitian ini didapatkan
10
sampel dari 29 sekolah dasar negeri di Kecamatan Patrang yang diambil secara
total sampling, dengan
populasi penelitian yaitu susu yang dijual pedagang kaki lima di sekolah dasar negeri
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara,
susu yang telah dibeli lalu dimasukan pada tabung steril tertutup (
scruei cap) atau
langsung dengan tempat yang telah disediakan oleh pedagang dan ditutup rapat untuk
mencegah kontaminasi bakteri dari sumber lain (Shodikin, 2007). Sampel tersebut
langsung ditransportasikan ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Jember untuk diperiksa dengan menggunakan metode tabung majemuk
(
Multiple Tube Methode) (Shodikin, 2007). Data pada penelitian ini akan disajikan
dalam bentuk tabel disertai uraian secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan dari 10 sampel minuman susu yang didapat dan
telah dilakukan pemeriksaan, pada semua tahap pemeriksaan tampak ciri-ciri bakteri
Coliform dan E. coli. Pada tahap tes penduga (presumptive test), memiliki rata-rata
jumlah MPN bakteri
Coliform lebih dari 100/100ml sebanyak 100%. Pada tahap tes
penguat (
confirmed test) tampak koloni berwarna Methalic Sheen sebanyak 100% dan
koloni kecil dan gelap ditengah (60%). Pada tahap completed test tampak bakteri
berbentuk batang, bersifat Gram negatif dan tidak berspora sebanyak 100%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari 29 sekolah dasar negeri Kecamatan
Patrang Kabupaten Jember, terdapat 10 sekolah dasar negeri yang menjual minuman
susu telah terkontaminasi bakteri
Coliform dengan persentase 100%. Dari persentase
tersebut, menurut SNI 1998, kualitas minuman susu yang dijual oleh pedagang kaki
lima di sekolah dasar negeri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember mempunyai
kualitas biologi buruk atau kualitas C (jumlah bakteri
Coliform >20/mL). | en_US |