Show simple item record

dc.contributor.authorSadeli Joko Wiyono
dc.date.accessioned2014-01-24T06:44:33Z
dc.date.available2014-01-24T06:44:33Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM101910101084
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23554
dc.description.abstractDalam menggunakan suatu produk kita akan selalu mencari yang lebih praktis baik dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan, karena hal tadi akan sangat meringankan beban kita dalam menggunakannya. Seiring dengan perkembangan jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Bagi manusia yang normal, siapapun orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap proses hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya. Gerakan untuk berjalan merupakan suatu fungsi yang perlu untuk dibantu, khususnya bagi lansia karena mengalami kemunduran fungsi (degradation of function) atau kondisi sakit, salah satunya adalah kemunduran daya keseimbangan tubuh. Tidak jarang di antara mereka yang sulit berjalan, hal itu disebabkan menurunnya kekuatan otot pada anggota gerak, misalnya, otot lengan, otot tangan, otot tungkai, dan otot kaki. Apalagi bila kondisi itu disertai penyakit degeneratif seperti osteoporosis, parkinson, pascastroke, nyeri lutut, dan patah tulang. Alat bantu jalan pun menjadi salah satu solusi tepat. Salah satu Alat bantu jalan adalah Walker. Walker adalah suatu alat bantu jalan yang sangat ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari pipa logam, dan alat ini dilengkapi dengan dua gagang yang berfungsi sebagai tempat yang digunakan penggunanya untuk berpegangan serta di lengkapi dengan empat kaki yang kokoh sebagai tumpuan. Pengambilan data konsumen dilakukan dengan kuesioner dan diolah menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD), maka didapatkan viii beberapa keinginan konsumen Berdasarkan keinginan konsumen tersebut pengembangan dengan menciptakan beberapa konsep. Dari berbagai konsep yang dikembangkan, kemudian dipilih sebuah konsep berdasarkan kriteria seperti bahan material, kuat, nyaman dan tahan karat. Sedangkan kekuatan rangka dianalisa dengan menggunakan bantuan software CATIA V5R14 yaitu untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada rangka saat walker dioperasikan. Untuk mengetahui tingkat resiko cedera, antropometri masyarakat Indonesia digunakan dengan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) pada software CATIA V5R14 dan proses terakhir adalah proses manufaktur dengan membendakan walker tersebut. Pengolahan data yang dilakukan menghasilkan 13 atribut keinginan konsumen dan menciptakan tiga konsep walker yang nantinya akan dipilih salah satu. Melalui data House of Quality ( HoQ ) dihasilkan tinggi walker maksimal adalah 760 mm, berat walker adalah 4,3 kg, panjang walker adalah 300 mm dan diameter walker adalah 25 mm, 22 mm,dan 19 mm dengan beban maksimal pada 35 N. Terlihat bahwa tegangan terbesar yang terjadi masih berada di bawah tegangan ijin dari bahan itu sendiri. Tegangan equivalent (tegangan Von-Mises) yang terjadi tidak boleh melebihi dari 1,583333e+007 N/m 2 sedangkan Tegangan yang terjadi pada rangka sebesar 1,77e+005 N/m 2 terletak pada bagian kaki walker sedangkan tegangan minimum yang bekerja pada rangka yaitu 6,98e-009 N/m ix 2 terletak pada bagian rangka. Nilai tingkat resiko cedera yang didapatkan adalah 3, dimana menunjukkan sikap tubuh tersebut diterima (acceptable) dan penyelidikan lebih jauh dibutuhkan dan mungkin saja perubahan diperlukanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries101910101084;
dc.subjectPengembangan Produken_US
dc.titlePENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU JALAN (WALKER) DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ERGONOMI SESUAI ANTROPOMETRI MASYARAKAT INDONESIAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record