dc.description.abstract | Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang telah ditentukan meliputi:
membaca, memahami, menentukan kajian, menentukan unsur struktural,
mengadakan penganalisisan pada novel degan kajian psikologi wanita, dan membuat
kesimpulan yang sesuai dengan hasil analisis. Sistematika pembahasan antara lain
pendahuluan, gambaran umum, analisis struktural, analisis psikologi wanita, dan
kesimpulan.
Gambaran umum dalam novel Jalan Bandungan adalah pandangan hidup
masyarakat Jawa dan pandangan kehidupan perempuan Jawa. Tema mayor pada
novel Jalan Bandungan adalah dengan ketegaran menjalani cobaan hidup, seseorang
dapat sukses menjalani kehidupannya. Tema minornya adalah kekuasaan orang tua
membawa pengaruh buruk bagi kehidupan anaknya, perlakuan buruk suami terhadap
istri menimbulkan kesengsaraan, kasih sayang Ibu terhadap anaknya tidak pernah
berahir dan rasa cinta suami terhadap istri yang dinikahinya.
Tokoh utama dalam novel Jalan Bandungan adalah Muryati. Ia memiliki
watak bulat, yaitu watak yang berubah-ubah selama penceritaan. Pada awalnya
Muryati memiliki watak baik hati dan mudah percaya. Semenjak suaminya menyakiti
hatinya, Muryati berubah menjadi pendendam terhadap suaminya. Tokoh tambahan
dalam novel Jalan Bandungan meliputi: Bapak, Ibu, Handoko memiliki watak datar,
serta Widodo memiliki watak bulat, berubah-ubah dalam penceritaan.
Konflik meliputi konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal
terjadi pada tokoh Muryati yang bertengkar dengan calon suaminya (Widodo),
Muryati merasa kedinginan ketika mengungsi di desa Guci yang terletak di lereng
Gunung Slamet. Konflik internal dialami oleh tokoh Muryati. Konflik yang terdapat
dalam cerita akan membuat cerita semakin menarik
Latar yang terdapat dalam novel Jalan Bandungan latar tempat, latar waktu,
dan latar alat. Latar tempat yang digambarkan adalah desa Guci tempat Muryati
mengungsi pada saaat terjadi perang revolusi, Belanda tempat muryati melanjutkan
pendidikannya, dan Jalan bandungan (Semarang) rumah Ganik yang diwariskan
kepada Muryati dan menjadi tempat tinggalnya. Latar waktu yang terdapat dalam
novel Jalan Bandungan adalah malam hari, hari minggu dan musim dingin. Latar
alatnya adalah gerobak sapi, telepon rumah, dan kereta api.
Pada analisis psikologi wanita, beberapa ciri khas wanita yang dapat
memberikan pengaruh pada kepribadian antara lain keindahan, kerendahan hati, sifat
memelihara. Keindahan fisik tidak terdapat pada novel tersebut sehingga analisis
hanya terdapat pada keindahan psikis yang terdapat pada tokoh Muryati. Sifat rendah
hati terdapat pada tokoh Ibu dan Muryati. Sifat memelihara juga terdapat pada tokoh
Ibu dan Muryati. Pada masa dewasa, Muryati mengalami kematangan psikis dan
tujuan hidupnya semakin jelas. Ia berusaha hidup mandiri dengan menjadi guru dan
berusaha meningkatkan pendidikannya di Belanda. Ia tetap tegar dalam menjalani
hidupnya yang penuh dengan penderitaan.
Dasar pertimbangan jodoh dilakukan oleh orang tua Muryati terhadap dirinya.
Dasar pemilihan jodoh ini berdasarkan tiga ketentuan yaitu bibit, bebet, dan bobot.
Relasi ibu dan anak terdapat pada tokoh Ibu dan Muryati yang menyayangi anakanaknya
selalu
menjaga,
memberi
nasehat
dan
memberi
pengawasan.
Titik
patah
dan
fungsi
revisi, terjadi pada tokoh Ibu, Muryati, dan Sri. Kesanggupan untuk
menanggung kesedihan yakni, kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri dari
kemalangan. | en_US |