dc.description.abstract | RINGKASAN
Hubungan Lamanya Menderita Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap
Tingkat Depresi Pada Pasien Poli Penyakit Dalam RSD Dr. Soebandi
Jember; Amalia Firdaus ; NIM 102010101014; 2013; 54 halaman; Fakultas
Kedokteran Universitas Jember.
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang akhir-akhir ini semakin
banyak dijumpai. Penyakit ini termasuk jenis penyakit kronis yang tanda awalnya
yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan
sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas
yang mana sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pankreas sudah tidak
mampu memproduksi hormon insulin dalam memenuhi kebutuhan tubuh dimana
insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar
glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
Diabetes Melitus tipe 2 merupakan salah satu tipe dimana terjadi resistensi
atau kekurangan insulin yang terjadi akibat dari gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin disertai definisi insulin relatif. Berbeda dengan Diabetes Melitus
tipe 1, dimana tidak terjadi destruksi sel beta. Pankreas tetap menghasilkan
insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk
kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif. Gejala
pada tipe kedua ini terjadi secara perlahan-lahan.
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan
pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Faktor penyebab depresi terbagi
atas faktor biologi , faktor genetik dan faktor psikososial. Ketiga faktor tersebut
juga dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Namun, yang paling banyak
banyak diteliti adalah penyebab dari faktor psikososial. Penyebab depresi dari
faktor psikososial antara lain dikarenakan peristiwa kehidupan dan stress
lingkungan , faktor psikoanalitik dan psikodinamik. Freud dalam Kaplan (2010)
menyatakan bahwa kemarahn pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena
vii
mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi
merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang.
Depresi menjadi suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang
diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak
hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus
asa.
Hal ini juga yang terjadi pada penderita DM tipe 2 dimana DM dapat
menimbulkan perubahan psikologis antara lain perubahan konsep diri dan depresi.
Stres psikologis dapat timbul pada saat seseorang menerima diagnosa DM.
Mereka beranggapan bahwa Penyakit Diabetes Melitus ini akan banyak
menimbulkan permasalahan seperti pengendalian diet serta terapi yang lama dan
kompleks, biaya pengobatan yang mahal, komplikasi penyakit serta banyak
kekhawatiran lain yang dapat menimbulkan potensi munculnya depresi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan lamanya
menderita penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 terhadap tingkat depresi pada pasien
Poli Penyakit Dalam RSD Dr.Soebandi Jember. Metode Penelitian ini adalah
metode kuantitatif dengan desain penelitian korelasional dan pendekatan cross
sectional serta menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode survei
yang mana penelitian dilakukan pada tanggal 16-20 September 2013 di Poli
Penyakit Dalam RSD Dr. Soebandi Jember. Pengambilan sampel menggunakan
Consecutive sampling, sebanyak 30 sampel. Data diperoleh dengan menggunakan
kuisioner yang diisi oleh responden.
Dari hasil penelitian berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rho yang
dihitung dengan program SPSS 22 didapatkan Significancy lama menderita
Diabetes Melitus Tipe 2 dengan tingkat depresi adalah sebesar 0,002 yang
menunujukkan p 0,05>0,002 berarti H
ditolak yang mana terdapat hubungan
lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan tingkat depresi pada pasien poli
penyakit dalam RSD Dr Soebandi Jember. Nilai korelasi Spearman sebesar -0,543
menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan sedang, dalam hal ini
menunjukkan bahwa semakin lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2, maka
gejala depresi akan semakin menurun. | en_US |