dc.description.abstract | Indonesia
sebagai
negara
yang
sedang
berkembang
sering
mengalami
berbagai
masalah
kesehatan.
Masalah
kesehatan
y
ang
sering
dijumpai
pada
kehidupan
sehari-hari
adalah
infeksi.
Angka
pen
yakit
infeksi
dimas
ya
rakat
lebih
dari
4,5%
dari
kematian
di
Negara
ASEAN.
In
feksi
disebabkan
oleh
bakteri
atau
mikroorganisme
pato
gen
yang
masuk
ke
dalam
jaringan
tubuh
dan
berkembangbiak
di
dalam jarin
gan. Salah
satu
bakter
i
penyebab
infeksi
adalah
Staphylococcus
aureus.
Pengobatan
infeksi
bakteri
dapat
dilakukan
dengan
terapi
antibiotika.
Penggunaan
antibiotika
dengan
dosis
dan
waktu
terapi
yang
tidak
tepat
dapat
menimbulkan
masalah
kesehatan
ya
itu
resistensi
bakteri
terhadap
antibiotika.
Resistensi
bakteri
terhadap suatu
antibiotika t
ertentu menyebabkan
meningkatnya kembali
penggunaaan
obat tradisional dari bahan alam sebagai antiinfeksi.
Salah
satu
tanaman
y
an
g
berpotensi
sebagai
antiinfeksi
adalah
tanaman
binahong
(Anredera
cordifolia
(Ten.)
Steenis).
Dari
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan
kandungan
metabolit
sekunder
tanaman
binahong
adalah
saponin
triterpenoid,
miny
ak
atsiri,
alkaloid,
flavonoid,
asam
askorbat
dan
polifenol.
Tujuan
dari
penelitian
yaitu
menguji
aktivitas
dan
menetapkan
besar
KHM
ekstrak
nheksana,
etil
asetat
dan
etanol
70%
daun
binah
ong
sebagai
antibakteri
terhadap
pertumbuhan
bakteri
S.
aureus
.
Jenis
penelitian
ini
adalah
True
Experimental
Laboratories
dan
rancangan
penelitian
yang
digunakan
adalah
Post
Test
Only
Control
Group
Design
.
Pene
litian
menggunakan
metode
ekstraksi
maserasi
bertingkat
menggunakan
pelarut
nheksana
yang
kemudian
di
lanjutkan
dengan
etil
asetat,
dan
terakhir
etanol
70
%.
Metode
yang
digunakan untuk uji aktivitas antiba
kter
i adalah metode sumuran
(
Hole Plate Method)
dan
penentuan
kadar
hambat
minimal
adalah
uji
dilusi
agar.
Suspensi
Siprofloksasin
0,00025
%
sebagai
kontrol
positif
dan
Tween
80
2
%
sebagai
kontrol
negatif.
Konsentrasi
larutan
uji
yang
digunakan
untuk
uji
aktivitas
antibakteri
adalah
2%,
b/v
4%
b/v, 6%
b/v, dan 8%
b/v. Sedangkan konsentrasi larutan uji
y
ang digunakan untuk
penentuan KH
M ad
alah
0,2%
b/v;
0,3%
b/v;
0,4%
b/v;
05%
b/v;
0,6%
b/v;
0,7%
b/v;
1,4%
b/v, 1,5%,
b/v
1,6%
b/v, dan 1,7 %
b/v.
Hasil
analisis
anova
satu
arah
dengan
taraf
kepercayaan
95
%
menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan
signifikan dia
meter zona bening minimal
dua kelompok uji
dalam
perlakuan.
Hasil
analisis
LS
D
dapat
disimpulkan
bahwa
tiap
konsentrasi
larutan
uji
memberikan
perbedaan
yang
signifikan
terhadap
larutan
uji
lainnya.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
ekstrak
nheksana,
etil
asetat
dan
etanol
70%
daun
binahong
dapat
memberikan efek antibakteri terhadap
S.
aureus
.
Ekstrak
n
-heksana
menunjukkan
kadar
hambat
minimal
terhadap
S.aureus
pada
konsentrasi
1,7
%
b/v,
ekstrak
etil
asetat
menunjukkan
kadar
hambat
minimal
terhadap
S.aureus
pada
konsentrasi
0,7
%
b/v,
ekstrak
etanol
70%
menunjukkan
kadar
hambat minimal terhadap
S.aureus
pada kons
entrasi 0,5% b/v.
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diperoleh,
perlu
dilakukan
penelitian
lebih
lanjut
tentang
aktivitas
antibakteri
ekstrak
n
-heksana,
etil
asetat
dan
etanol
70%
daun
binahong
terhadap
bakteri
gram
positif
lainnya,
faksinasi
dan
isolasi
pada
ekstrak
n
heksana,
etil
asetat
dan
etanol
70%
daun
binahon
g
sehingga
bisa
diperoleh
isolat
murni
yang
bisa
dikembangkan
sebagai
obat
antibakteri
S.
aureus
dan
uji
aktivitas
antibakteri
ekstrak
n
-heksana,
etil
asetat
dan
etanol
70%
daun
binahong
secara
in
vivo. | en_US |