• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Medical
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Medical
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PENGARUH PENGGUNAAN KAYU SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP pH SALIVA PEROKOK AKTIF LAKI-LAKI BERUSIA 19-29 TAHUN DI UNIVERSITAS JEMBER

    Thumbnail
    View/Open
    Aisyah+Adawiyyah+Muhfidzotuddini+-+102010101064.1-16.pdf (461.0Kb)
    Date
    2013-12-02
    Author
    Aisyah Adawiyyah Muhfidzotuddini
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    RINGKASAN Pengaruh Penggunaan Kayu Siwak (Salvadora persica) terhadap pH Saliva Perokok Aktif Laki-laki Berusia 19-29 Tahun di Universitas Jember; Aisyah Adawiyyah Muhfidzotuddini; 102010101064; 2013; 50 halaman; Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Merokok menurut Sitepoe adalah membakar tembakau kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Menurut hasil Riskesmas (2010), penduduk Indonesia berusia >15 tahun yang merokok setiap hari sebanyak 28,2%, yang kadang-kadang (tidak setiap hari) merokok sebanyak 6,5%, mantan perokok sebesar 5,4%,. Menurut Arist, berdasarkan hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia yang diluncurkan Kementrian Kesehatan pada 11 September 2012, diketahui jumlah perokok aktif di Indonesia terbanyak dari 16 negara. Tercatat sekitar 61,4 juta penduduk Indonesia adalah pengkonsumsi tembakau. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan meningkatnya akumulasi plak, dimana plak merupakan media pelekat bakteri pada polisakarida, yang dapat mempertinggi produksi asam bakteri, sehingga pH saliva menjadi menurun (Cawson, 1994). Sekresi saliva tidak ada perbedaan antara perokok dan tidak perokok, sedangkan pengaruh buffer rata rata signifikan lebih rendah pada perokok dibandingkan bukan perokok (Khan et al., 2010). Terdapat perbedaan pH saliva perokok dengan tidak perokok dimana tingkat keasaman saliva perokok lebih tinggi dibandingkan yang tidak perokok (Puspawati, 2005). Kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan pH saliva (Johnson dan Bain,2000). pH rata rata perokok pada perokok filter sebanyak 7 s/d 20 rokok perhari adalah 5,55 (Puspawati, 2005). Derajat keasaman saliva secara normal berkisar antara 6,2 – 7,6 dengan rata-rata 6,7 . Dengan menggunakan kayu siwak yang memiliki banyak kandungan, yaitu asam antibacterial (astringents dan abrasive), kandungan kimiawi (chloride, viii potassium, sodium bicarbonate, flouride, silica, sulfur, vitamin C, trimethylamine, salvadorine, tannin), dan antidecay agents dan antigermal agents. Dengan menggunakan kayu siwak yang mengandung bikarbonat, fosfat, kalsium, staterin, dan flourida maka akan memberikan efek baik secara tidak langsung maupun langsung pada perokok. Dengan demikian, derajat keasaman saliva dapat ditingkatkan. Sehingga pH saliva tersebut dapat menjadi normal kembali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan kayu siwak terhadap pH saliva perokok laki-laki dan untuk mengetahui seberapa lama siwak dalam mempertahankan pH saliva perokok setelah menggunakan siwak. Jenis penilitian ini merupakan penelitian uji klinis pretest-posttest control group design. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Jember untuk mencari respondent sebanyak 27 orang dan melakukan pengukuran pH saliva dengan menggunakan pH meter di Laboratorium Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Jember dilaksanakan selama 1 bulan pada bulan September 2013. Data hasil penelitian diuji menggunakan uji t tidak berpasangan dan Mann-Whitney untuk menunjukkan pengaruh pH saliva sebelum dan setelah menggunakan kayu siwak. Dari hasil pengukuran, rata-rata pH saliva setelah diberi perlakuan dengan kayu siwak dan dipuasakan selama 1 jam (P1), 2 jam (P2), dan 3 jam (P3) mengalami peningkatan. Dari hasil uji Mann-Whitney, terdapat peningkatan pH saliva secara signifkan pada P2. Sedangkan berdasarkan uji t-tidak berpasangan, peningkatan pH saliva pada P1 dan P3 tidak signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan kayu siwak pada perokok aktif laki-laki berusia 19-29 tahun dapat meningkatkan derajat keasaman (pH) saliva. Peningkatan ini bermakna secara statistik pada P2 dan tidak bermakna secara statistik pada P1 dan P3. Peningkatan pH saliva dapat bertahan selama 1, 2 dan 3 jam dan akan mengalami penurunan kembali seiring berjalannya waktu.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2303
    Collections
    • UT-Faculty of Medical [1539]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository