dc.description.abstract | Saat ini perkembangan dunia industri berkembang pesat, baik di Indonesia
maupun secara global. Perkembangan di industri tidak dapat dilepaskan dari peran
penting pengelasan. Pengelasan adalah penyambungan setempat antara dua buah
logam atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. Penggunaan pengelasan sangat
luas, mulai dari penyambungan pada konstruksi bangunan, perakitan otomotif dan
penambangan. Penggunaan pengelasan secara luas bertujuan untuk mendapatkan
suatu konstruksi yang lebih ringan dan sederhana sehingga biaya yang dikeluarkan
lebih murah.
LFW Linier Friction Welding merupakan salah satu Metode pengelasan
dimana sumber panas yang dipakai untuk mencairkan benda kerja berasal dari
gesekan kedua benda kerja. Prinsip kerja FSW adalah memanfaatkan gesekan dari
benda kerja yang berputar dengan benda kerja lain yang diam sehingga timbul panas
dan panas tersebut mampu melelehkan benda kerja yang saling bersinggungan dan
akhirnya tersambung menjadi satu.
Penelitian tentang variasi waktu pengelasan terhadap sifat mekanik dan
struktur mikro pada proses pengelasan Linier Friction Welding ini dilakukan di-
laboratorium Permesinan Universitas jember, laboratorium Pengujian Bahan
Universitas Brawijaya dan di laboratorium Desain dan Uji Bahan Jurusan Universitas
Jember. Material yang digunakan yaitu Aluminium Paduan Al-Mg-Si.
Dari pengamatan makro diketahui pada semua variasi pengelasan terdapat
cacat porositas. Cacat porositas ini terjadi karena gas hydrogen yang berasal dari
lingkungan, dipaksa didorong keluar oleh gaya sentrifugal yang dialami pada proses
pengelasan. Dari pengamatan struktur pengamatan mikro di atas daerah Zpl partikel
vii
Mg
2
Si
tersebar merata dan halus, hal ini disebabkan daerah Zpl mengalami proses
gesekan antar permukaan pada saat proses pengelasan berlangsung. Struktur mikro
daerah Zpl untuk setiap variasi , friction time 20 detik/1600 rpm, friction time 45
detik/1600 rpm, friction time 80 detik/1600 rpm, dan friction time 120 detik/1600
rpm tidak ada perbedaan. Dibanding dengan base metal, butiran Mg
viii
2
ukurannya lebih kecil dan halus. Pada daerah Zpd/HAZ juga tampak untuk setiap
variasi parameter friction time. Namun jika diperhatikan daerah pengaruh panas
pengelasan dengan friction time 45 detik/1600 rpm terlihat lebih dominan dan lebih
merata susunannya karena butirannya kecil serta halus dibanding dengan variasi
friction time yang lain yang butiran butirannya normal dan juga merata. Hal ini
disebabkan karena daerah Zpd atau HAZ ini hanya terpengaruh oleh panas, daerah ini
umum terjadi pada setiap proses pengelasan. Butiran Mg
Si pada daerah Zud pada
masing-masing variasi friction time 20 detik/1600 rpm, friction time 45 detik/1600
rpm, friction time 80 detik/1600 rpm, dan friction time 120 detik/1600 rpm terdapat
perbedaan, butiran Mg
2
2
Si pada friction time 45detik/1600rpm cenderung merata,
berukuran agak besar dan jumlahnya banyak dibandingkan dengan variasi friction time
yang lain.
Kekuatan tarik tertinggi (UTS) terbesar terdapat pada proses pengelasan
menggunakan friction time 45 detik/1600 rpm yaitu sebesar 61,07 MPa, namun
friction time 20 detik/1600 rpm hanya sebesar 28,81Mpa, kemudian berturut-turut
yaitu friction time 80 detik/1600 rpm sebesar 52,97 MPa, dan friction time 120
detik/1600 rpm sebesar 43,69 MPa. Hal ini disebabkan pengelasan dengan variasi
friction time 45 detik/1600 rpm cenderung memiliki butiran-butiran Mg
yang lebih
banyak dan lebih halus dibandingkan dengan variasi friction time yang lain. | en_US |