Show simple item record

dc.contributor.authorMeirinda Hermiastuti
dc.date.accessioned2014-01-23T12:49:47Z
dc.date.available2014-01-23T12:49:47Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM081810301047
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22578
dc.description.abstractPerikanan merupakan salah satu sektor yang potensial sebagai sumber protein bagi masyarakat Indonesia. Sumbangan perikanan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan perikanan budidaya. Pada tahun 2000 hingga 2008 perikanan budidaya mengalami pelonjakan produksi hampir mencapai 400%. Salah satu komoditas perikanan budidaya yang berprospek cerah adalah ikan patin (Pangasius djambal). Ikan Patin (P. djambal) merupakan salah satu spesies ikan air tawar dari jenis Pangasidae yang memiliki kadar protein tinggi (14,53%). Tingginya kadar protein dipengaruhi oleh asupan pakan yang dikonsumsi ikan. Azolla pinnata dan probiotik, umum ditambahkan bersama pakan ikan. A. Pinnata (matalele) merupakan tumbuhan dari jenis paku air yang memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap, sedangkan probiotik merupakan mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi kesehatan dan kehidupan inang. Pemberian probiotik dalam pakan, berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi pakan dalam saluran pencernaan, sehingga akan sangat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Berdasarkan keterangan diatas, timbul pemikiran bahwa asupan pakan ikan berupa A. pinnata dan probiotik akan memberikan perbedaan kandungan protein dan asam amino dalam daging ikan patin. Penelitian ini dirancang untuk menganalisis kandungan kadar protein menggunakan metode Kjeldahl dan identifikasi jenis asam amino menggunakan alat LC-MS. Pada penelitian ini sampel ikan yang diperoleh dari tim PMW Universitas Jember 2012, merupakan ikan patin yang telah diberi perlakuan variasi pakan. Terdapat tiga variasi pakan yang telah dilakukan, antara lain: pellet; pellet dan tambahan pakan A. Pinnata; serta pellet dicampur probiotik. Variasi pakan ini memberikan perbedaan kadar protein kasar pada dagingnya berturut-turut adalah 14,62%; 13,35%; 15,74%. Perbedaan kadar protein pada daging ikan, menunjukkan bahwa jenis pakan berpengaruh dalam produksi protein pada ikan. Isolasi protein dilakukan dengan metode alkali-aided protein extraction pada kecepatan 12000 rpm dan pH 10,5. Isolat protein yang diperoleh dihirolisis dengan HCl 6 N dan hasilnya dianalisis dengan LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectrofotometer). Untuk konfirmasi proses hidrolisis protein digunakan metode Bradford. Hasil analisis LC-MS menunjukkan bahwa jenis asam amino penyusun protein ikan patin yang diberi perlakuan variasi pakan hampir sama. Terdapat 13 asam amino penyusun protein pada ikan patin yang diberi pakan pellet dengan asam amino dominannya triptofan. Ikan patin yang diberi pakan pellet dan tambahan A. pinnata mengandung 14 jenis asam amino dan kandungan asam amino yang dominan adalah asparagin. Sementara itu ikan patin yang diberi pakan pellet dicampur probiotik mengandung 13 jenis asam amino dan asam glutamat adalah asam amino yang dominan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810301047;
dc.subjectAnalisis Kadar Protein dan Identifikasi Asam Amino pada Ikan Patinen_US
dc.titleANALISIS KADAR PROTEIN DAN IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA IKAN PATIN (Pangasius djambal )en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record