Show simple item record

dc.contributor.authorEmilia Puspita Sari
dc.date.accessioned2014-01-23T07:15:20Z
dc.date.available2014-01-23T07:15:20Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM092010101029
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22331
dc.description.abstractDiabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Penurunan sekresi insulin akan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Hiperglikemia akan mengkatalisis pembentukan radikal anion superoksida (O2 -) dari sumber mitokondria sehingga pada DM terjadi peningkatan radikal bebas dalam tubuh. DM merupakan penyebab utama kematian terutama di negaranegara berkembang. Sebagian besar (90%) tergolong diabetes melitus tipe 2 sedangkan 10% adalah diabetes mellitus tipe 1 (Wulandari, 2003). Stress oksidatif pada diabetes melitus disebabkan karena ketidakseimbangan reaksi redoks akibat perubahan metabolisme karbohidrat dan lipid (Setiawan dan Suhartono, 2005). Stress oksidatif dapat menyebabkan jejas endotel yang irreversibel yang akan mengarah ke lepasnya sel endotel (CEC) dan nekrosis. Kadar CEC dapat dihitung melalui ekspresi sel CD 146. Jejas endotel akibat stress oksidatif pada DM dapat dicegah oleh senyawa antioksidan. Terkini, ditemukan riset bahwa ubi jalar ungu mengandung senyawa antosianin yang merupakan suatu antioksidan (Fuadi, 2011). Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.,) merupakan tanaman komoditi di Indonesia yang mengandung senyawa antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan, antimutagenik, dan antihiperglisemik. Kandungan antosianin pada ubi jalar ungu lebih tinggi daripada ubi yang berwarna putih, kuning, dan jingga. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas (Santoso, 2006). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian ilmiah untuk mengetahui apakah ubi jalar ungu mempunyai pengaruh terhadap kadar CEC (Circulating Endothelial Cell) pada tikus model diabetes.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sari ubi jalar ungu terhadap kadar CEC (Circulating Endothelial Cell) pada tikus model diabetes dan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pemberian dosis 1,4 cc/ekor/hari, 3,5 cc/ekor/hari, 5,6 cc/ekor/hari sari ubi jalar ungu terhadap kadar CEC pada tikus model diabetes. Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories (Pratiknya, 2010) dengan desain post test only control group design. Hewan coba yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi dalam 5 kelompok 2 kelompok kontrol, yaitu kontrol negatif (pellet Turbo 521 dan aquadest) dan kontrol positif (injeksi alloxane) serta 3 kelompok perlakuan, yaitu P1 (sari ubi jalar ungu 1,4 cc/ekor/hari), P2 (sari ubi jalar ungu 3,5 cc/ekor/hari), dan P3 (sari ubi jalar ungu 5,6 cc/ekor/hari). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember pada bulan Agustus-Oktober 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sari ubi jalar ungu mempunyai pengaruh sekitar 42,5% terhadap kadar CEC (Circulating Endothelial Cell) pada tikus model diabetes. Hasil analisis data dengan uji one way ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan antar kelompoken_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092010101029;
dc.subjectSari Ubi Jalar Ungu terhadap Kadar CECen_US
dc.titlePENGARUH SARI UBI JALAR UNGU TERHADAP KADAR CEC (Circulating Endothelial Cell) PADA TIKUS MODEL DIABETESen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record