Show simple item record

dc.contributor.authorMusthika Jathiasih
dc.date.accessioned2013-12-02T03:37:19Z
dc.date.available2013-12-02T03:37:19Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM091610101088
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2177
dc.description.abstractBasis gigi tiruan merupakan bagian protesa yang berhadapan dengan jaringan lunak mulut dibawahnya. Selain berfungsi memperbaiki kontur jaringan, basis gigi tiruan juga merupakan tempat bagi elemen tiruan dan menerima dukungan dari gigi pendukung atau jaringan sisa tulang alveolar (Gunadi, 1991: 16). Kekasaran permukaan pada basis gigi tiruan merupakan salah satu faktor yang dapat memudahkan terjadinya penumpukan plak dan mikroorganisme rongga mulut. Apabila keadaan tersebut dibiarkan terus menerus maka pengguna gigi tiruan dapat dimungkinkan menderita denture stomatitis. Denture stomatitis merupakan suatu istilah untuk menyatakan kelainan atau perubahan patologik mukosa penyangga gigi tiruan didalam rongga mulut. Hal tersebut dapat disebabkan oleh karena kebersihan rongga mulut pengguna gigi tiruan yang buruk sehingga terjadi peningkatan jumlah mikroorganisme didalam rongga mulut dan dapat menimbulkan plak pada gigi tiruan. Dengan adanya perubahan patologis tersebut maka salah satu cara untuk mencegah terjadinya denture stomatitis adalah dengan cara merendam gigi tiruan kedalam larutan pembersih desinfektan. Bahan tradisional yang berkhasiat sebagai bahan desinfektan pada gigi tiruan yang pernah diteliti sebelumnya, antara lain: daun wungu (Graptophyllum pictum Griff). Ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum Griff) terbukti efektif dalam menghambat mikroflora normal rongga mulut pada gigi tiruan resin akrilik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum Griff) 40% sebagai bahan pembersih gigi tiruan terhadap kekasaran permukaan resin akrilik. 8 Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Sampel penelitian sebanyak 60 buah lempeng resin akrilik yang digolongkan menjadi 6 kelompok, terdiri dari kelompok kontrol negatif (aquadest steril), kelompok kontrol positif (sodium perborat) serta kelompok perlakuan (ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum Griff) 40%) yang direndam selama 15 hari dan 25 hari. Besar sampel pada masing-masing kelompok adalah 10 buah lempeng resin akrilik. Pengujian kekasaran permukaan dengan menggunakan Mitutoyo Surf Test-301. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov dan uji Levene untuk mengetahui distribusi serta homogenitas data. Selanjutnya dilakukan uji One Way-Anova yang hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan masing-masing kelompok perlakuan, tingkat signifikansi yang diperoleh menunjukkan p<0.05 kemudian dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference) yang hasilnya menunjukkan adanya perbedaan kemaknaan masingmasing kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang diberi perlakuan ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum Griff) 40% selama 15 hari dan 25 hari mengalami peningkatan kekasaran paling tinggi diantara kelompok perlakuan yang direndam dengan aquadest steril dan sodium perborat. Rata-rata yang diperoleh setelah lempeng resin akrilik direndam dengan ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum Griff) 40% yaitu sebesar 1,090 μm saat direndam selama 15 hari dan 1,109 μm saat direndam selama 25 hari. Hal tersebut berbeda dengan hasil kekasaran permukaan lempeng resin akrilik setelah direndam dengan aquadest steril selama 15 hari yang menunjukkan hasil sebesar 0,689 μm dan 0,891 μm selama 25 hari. Hal serupa juga terjadi pada lempeng resin akrilik yang direndam dengan sodium perborat selama 15 hari yang menunjukkan hasil sebesar 0,788 μm dan 1,037 selama 25 hari. Hasil uji One Way-Anova dan uji LSD (Least Significant Difference) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan bermakna antara masing-masing kelompok perlakuan. 9 Kesimpulan yang didapat adalah terdapat pengaruh ektrak daun wungu (Graptophyllum pictum Griff) 40% sebagai bahan pembersih gigi tiruan terhadap kekasaran permukaan resin akrilik. Hal tersebut dapat disebabkan karena sifat resin akrilik yang mudah menyerap air juga merupakan salah satu alasan yang dapat mengakibatkan senyawa fenol yang terkandung pada ektrak daun wungu (Graptophyllum pictum Griff) 40% tersebut mudah terserap ke dalam resin akrilik sehingga terjadi suatu reaksi kelarutan yang berlangsung didalam dan dipermukaan resin akrilik. Penyerapan molekul tersebut sesuai dengan hukum difusi, dimana telah terjadi pemisahan makromolekul yang satu dengan yang lainnya. Kekasaran permukaan resin akrilik juga dapat dihubungkan dengan lamanya lamanya waktu perendaman, serta konsentrasi yang digunakan meskipun ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum Griff) 40% telah teruji mempunyai daya antibakteri apabila direndam pada resin akrilik. Oleh sebab itu, semakin lama resin akrilik direndam kedalam larutan pembersih gigi tiruan maka resin akrilik semakin meningkatkan kemampuan absorbsi cairan dan dapat mengakibatkan perubahan sifat fisik resin akrilik yaitu kekasaran permukaanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101088;
dc.subjectEkstrak Daun Wungu, Resin Akriliken_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum Griff) 40% SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH GIGI TIRUAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RESIN AKRILIKen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record