Perbandingan Metode Kalman Filter dan Ensemble Kalman Filter dalam Mendeteksi Gangguan Konduksi Panas pada Batang Logam
Abstract
Panas merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari suatu sistem ke
sistem yang lain. Panas berpindah dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi yang
terjadi secara terpisah ataupun dalam bentuk kombinasi ketiga cara tersebut. Salah
satu aplikasi dari konduksi panas adalah mendeteksi gangguan konduksi panas pada
batang logam. Model konduksi panas yang digunakan adalah model berdimensi satu
dan berbentuk linier, sehingga dapat diimplementasikan dalam metode Kalman Filter
(KF) dan Ensemble Kalman Filter (EnKF). Dimana metode KF merupakan metode
estimasi dengan menggunakan sistem keadaan dan model pengukuran yang dapat
diimplementasikan pada model dinamik linier. Sedangkan metode EnKF merupakan
metode modifikasi dari metode KF yang dapat diimplementasikan pada model
dinamik linier maupun non linier. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil
perbandingan keakuratan metode KF dan metode EnKF dalam mendeteksi gangguan
konduksi panas pada batang logam.
Untuk memperoleh hasil estimasi dan mengetahui metode yang lebih baik,
dilakukan beberapa langkah, yaitu diskritisasi dengan metode beda hingga maju dan
beda hingga pusat, kemudian menambahan
noise pada model dinamik konduksi panas
berdimensi satu. Setelah itu mengimplementasikan algoritma KF dan EnKF. Simulasi
dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis logam yaitu aluminium, baja, dan
tembaga. Selain itu, simulasi juga dilakukan dengan mencoba beberapa besar
gangguan dan merubah posisi gangguan. Langkah berikutnya adalah menganalisis
hasil simulasi. Hasil yang dianalisis adalah hasil estimasi penyebaran panas pada
batang logam. Analisis yang dilakukan adalah membandingkan nilai rata-rata norm
viii
kovariansi error dari metode KF dan EnKF, serta membandingkan nilai rata-rata
error dimana nilai error yaitu selisih nilai numerik dengan nilai estimasi dari kedua
metode tersebut. Pada EnKF, dilakukan juga perbandingan terhadap jumlah
ensemble
yang berbeda yaitu 100, 200, 300, 400 dan 500. Hasil terbaik dari EnKF ini akan
dibandingkan dengan hasil dari KF.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa metode KF dan EnKF secara umum
mampu mendeteksi adanya gangguan panas yang masuk. Hal ini ditunjukkan dengan
kenaikan atau penurunan suhu pada posisi dimana gangguan diberikan. Grafik
mengalami kenaikan suhu apabila diberikan gangguan sebesar suhu diatas suhu
ruang, misalkan
C36
. Sedangkan apabila diberikan gangguan sebesar suhu yang
ekstrim misal
C36
maka grafik akan mengalami penurunan suhu pada posisi
dimana gangguan diberikan. Selanjutnya setelah melakukan percobaan dengan
beberapa jenis logam, yaitu aluminium, baja, dan tembaga dapat disimpulkan bahwa
untuk metode EnKF, hasil estimasi terbaik yaitu menggunakan 500 ensemble. Jumlah
ensemble antara 100 sampai 400 memberikan nilai rata-rata error yang lebih besar.
Untuk metode KF, hasil estimasi metode KF menghasilkan rata-rata norm kovariansi
error dan rata-rata error yang lebih besar dari hasil estimasi metode EnKF. Dengan
demikian metode EnKF lebih akurat dibandingkan dengan metode KF dalam
mendeteksi gangguan konduksi panas pada batang logam.