Show simple item record

dc.contributor.authorAli Sibra Mulluzi
dc.date.accessioned2014-01-23T01:01:03Z
dc.date.available2014-01-23T01:01:03Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM072010101039
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21583
dc.description.abstractTuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang telah lama dikenal dan mematikan. Penyakit ini sangat menular dan menyerang semua umur serta menjadi masalah yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat di dunia terutama di negara yang sedang berkembang. Berdasarkan data WHO, jumlah penderita tuberkulosis di Indonesia berada di urutan ketiga setelah India dan Cina.. Pada pengobatan TB paru perlu diperhatikan keadaan klinisnya karena setiap pasien TB paru memiliki keadaan klinis yang berbedabeda. Bila keadaan klinisnya buruk dan terdapat indikasi untuk rawat, maka pasien tersebut harus rawat inap di rumah sakit. Pasien perlu pengobatan tambahan atau suportif/simtomatik untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengatasi gejala/keluhan yang akan memperburuk keadaan klinisnya. Pada pasien TB paru dengan keadaan klinis tertentu diharuskan untuk menjalani rawat inap. Akan tetapi, di sisi lain rawat inap yang lama justru akan menimbulkan masalah baru. Pada beberapa penelitian diperoleh fakta bahwa pasien yang menjalani rawat inap yang lama meningkatkan resiko reinfeksi TB paru oleh bakteri yang resisten atau akan menjadi TB paru yang MDR (Multi Drug Resistance), meningkatkan resiko depresi dan kecemasan baik pada pasien maupun orang tua pasien, serta kerugian ekonomis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lama pasien TB paru menjalani rawat inap di Rumah Sakit Paru Jember. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilaksanakan di Rumah Sakit Paru Jember pada bulan AgustusOktober 2010. Populasi penelitian adalah semua pasien TB Paru yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Paru Jember pada bulan September 2010. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling pada bulan September 2010. Pasien TB Paru yang memenuhi kriteria sebagai sampel dan bersedia mengisi informed consent dijadikan sampel penelitian. Jumlah sampel yang didapatkan sebesar 52 responden. Sampel dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan lama rawat inap dengan batasan cepat ≤ 7 hari dan lama > 7 hari. Selanjutnya diberikan pertanyaan-pertanyaan determinan lama rawat inap meggunakan questioner dan sebagian data dari rekam medis. Data hasil yang didapatkan dianalisis menggunakan program STATA, dengan metode analisis bivariat uji chi square. Selanjutnya data hasil dari analisis bivariat dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik. Pengambilan kesimpulan statistik dilakukan dengan tingkat kepercayaan α = 0,05. Dalam penelitian ini didapatkan 52 responden , sebanyak 27 responden termasuk kategori lama rawat inap yang lama dan 25 responden termasuk kategori lama rawat inap yang cepat. Berdasarkan uji statistik bivariat didapatkan bahwa jenis kelamin dan kebiasaan merokok mempengaruhi lama rawat inap secara signifikan (p<0,05). Sedangkan setelah dilakukan analisis multivariat tidak ada variabel yang mempengaruhi lama rawat inap pasien TB Paru secara signifikan(p>0,05).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101039;
dc.subjectPASIEN TB PARUen_US
dc.titleDETERMINAN LAMA PASIEN TB PARU MENJALANI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PARU JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record