Show simple item record

dc.contributor.authorWahyu Dwirima K. Sari
dc.date.accessioned2014-01-23T00:53:07Z
dc.date.available2014-01-23T00:53:07Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM092010101074
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21562
dc.description.abstractPenyakit infeksi masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit infeksi bisa disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Mikosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur. Mikosis yang memiliki insiden paling tinggi adalah kandidiasis dan dermatofitosis. Kandidiasis merupakan mikosis oportunistik dan agen penyebab paling sering salah satunya adalah Candida albicans (C. albicans). Penggunaan antijamur sebagai terapi ternyata masih menimbulkan masalah, yaitu timbulnya spesies yang lebih resisten. Oleh karena itu pilihan terapi untuk kandidiasis masih perlu dikembangkan misalnya dengan obat tradisional. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah kulit buah manggis. Kulit buah ini mengandung banyak zat antara lain xanton, saponin, flavonoid, garsinon, tanin, kuinon, dan triterpenoid. Dari semua yang ada di dalam kulit manggis, diketahui bahwa kandungan terbesar adalah xanton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap C. albicans. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan penelitian non equivalent control group design. Sampel yang digunakan adalah jamur C. albicans. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah 3,9 mg/ml; 7,8 mg/ml; 15 mg/ml; 31,25 mg/ml; 62,5 mg/ml; 125 mg/ml; 250 mg/ml; dan 500 mg/ml. Untuk kontrol positif digunakan suspensi flukonazol 37,5 mg/ml dan untuk kontrol negatif digunakan aquadest steril. Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat yang terjadi di sekitar sumuran dan diukur dengan menggunkan jangka sorong. Data kemudian dianalisis dengan uji Kruskall Wallis. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak konsentrasi 3,9 mg/ml; 7,8 mg/ml; 15 mg/ml; 31,25 mg/ml; 62,5 mg/ml; 125 mg/ml; 250 mg/ml; dan 500 mg/ml berturut-turut adalah 0,87 cm; 1,03 cm; 1,33 cm; 1,53 cm; 1,63 cm; 1,82 cm; 1,62 cm; dan 1,67 cm. KHM ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap pertumbuhan C. albicans adalah 31,25 mg/ml serta nilai KHM berdasarkan uji Regresi linier didapatkan 0,1 mg/ml. Dari uji Kruskall Wallis didapatkan hasil p=0,002. Oleh karena p < α dan α=0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa paling tidak terdapat perbedaan diameter zona hambat antara kelompok perlakuan. Dengan uji Multiple Comparison Mann-Whitney dapat diketahui kelompok konsentrasi ekstrak etanol kulit buah manggis berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna dengan kelompok positif. Sehingga berdasarkan hasil analisis data, ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki efek antijamur untuk menghambat pertumbuhan C. albicans. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki aktivitas antijamur yang kuat dalam menghambat pertumbuhan C. albicans. Untuk ke depannya penulis menyarankan penelitian mengenai isolasi zat aktif dari kulit buah manggis dan penelitian secara in vivo aktivitas antijamur.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092010101074;
dc.subjectCandida albicansen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicansen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record