Show simple item record

dc.contributor.authorAndhika Restu Wulandari
dc.date.accessioned2014-01-22T23:20:33Z
dc.date.available2014-01-22T23:20:33Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM062210101015
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21425
dc.description.abstracttroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Gejalagejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering setelah penyakit jantung dan kanker. Semua pasien stroke, baik yang stroke hemoragik maupun stroke iskemik harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kematian. Pemberian terapi farmakologis merupakan salah satu pilihan utamanya. Di berbagai rumah sakit, terutama di RSD dr. Soebandi Jember, pilihan terapi utamanya adalah Piracetam dan atau Citicoline. Sedangkan Piracetam dan atau Citicoline walaupun sering digunakan di berbagai rumah sakit tetapi manfaatnya masih diragukan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental berupa survei analitik dengan pendekatan cohort yaitu mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek atau penyakit. Dengan dimensi waktu retrospektif. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif tanpa menggunakan kelompok kontrol. Cara pemilihan sampel dengan teknik total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 84 penderita stroke yang memenuhi kriteria inklusi dan setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria eksklusi terdapat 71 penderita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 71 penderita stroke, 39 orang (54,9%) adalah perempuan dan 32 orang (45,1 %) adalah laki-laki. Rerata umur penderita stroke 55,90 tahun (SD = 10,859). Rentang usia 57-62 tahun memiliki proporsi kejadian stroke terbesar yaitu 17 orang (23,9 %). Berdasarkan nilai rerata perbaikan nilai GCS awal dengan setelah dilakukan terapi Piracetam dan atau Citicoline di RSD dr. Soebandi Jember adalah sebesar 0,862 sampai 2,377 (IK 95% atau Interval Confiden 95%). Analisis uji T dependen menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna berdasarkan nilai GCS di awal dan setelah dilakukan terapi Piracetam dan atau viii Citicoline (nilai p<0,05). Sedangkan berdasarkan rerata lamanya terapi menggunakan Piracetam dan atau Citicoline pada kriteria stroke ringan dengan nilai skore GCS akhir 1415 yaitu sebesar 33,05; pada kriteria stroke sedang dengan nilai skore GCS akhir 9-13 yaitu sebesar 51,33; dan untuk kriteria stroke berat dengan nilai skore GCS akhir 3-8 yaitu sebesar 32,84. Analisis uji kruskal wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata lamanya terapi menggunakan Piracetam dan atau Citicoline yang signifikan di antara kriteria stroke ringan, sedang dan berat (nilai p < 0,05). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah bahwa penggunaan Piracetam dan atau Citicoline mempunyai pengaruh positif pada perbaikan kemampuan motorik penderita stroke. Dan untuk mencapai keadaan yang lebih baik dengan kriteria stroke sedang (nilai skor GCS 9-13) atau ringan (nilai skor GCS 14-15) setelah diberikan terapi Piracetam dan atau Citicoline diperlukan lama terapi yang lebih lama dibandingkan dengan kriteria stroke berat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062210101015;
dc.subjectPIRACETAMen_US
dc.titlePENGARUH TERAPI PIRACETAM DAN ATAU CITICOLIN PADA KEMAMPUAN MOTORIK PENDERITA STROKE DI RSD dr SOEBANDI JEMBER DENGAN PARAMETER GCSen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record