Show simple item record

dc.contributor.authorHeny Yunita Novianti
dc.date.accessioned2014-01-22T23:10:11Z
dc.date.available2014-01-22T23:10:11Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM081810301015
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21407
dc.description.abstractSalah satu teknik pemisahan yang digunakan adalah teknologi membran. Teknologi membran yang digunakan adalah membran ultrafiltrasi. Keunggulan membran dibandingkan dengan pengolahan secara konvensional dalam pengolahan air minum antara lain yaitu memerlukan energi yang lebih rendah. Salah satu material membran ultrafiltrasi yang digunakan adalah membran selulosa asetat. Kelebihan selulosa asetat sebagai material membran adalah mudah untuk diproduksi dan bahan mentahnya merupakan sumber yang dapat diperbaharui. Membran Selulosa asetat dapat dibuat dengan metode inversi fasa. Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya mudah dilakukan, pembentukan pori dapat dikendalikan dan dapat digunakan pada berbagai macam polimer. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakteristik membran, salah satunya yaitu zat aditif. Salah satu fungsi dari pada zat aditif adalah mempengaruhi morfologi dari suatu membran, sehingga berpengaruh terhadap kondisi fisik dan kinerja membran yang dihasilkan. Parameter yang digunakan adalah variasi konsentrasi aditif (MSG) yaitu 0 %, 4 %, 6 %, 8 % dan 10%. Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik ini berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama pada penelitian ini dilakukan proses pembuatan membran dengan teknik inversi fasa dengan memvariasikan konsentrasi MSG kemudian pada tahap kedua dilakukan karakterisasi membran yang meliputi uji densitas, kinerja membran (fluks, koefisien permeabilitas dan koefisien rejeksi), uji morfologi menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan uji struktur Infra Red (IR). viii Pengujian fluks membran terdiri atas penentuan waktu kompaksi dan uji fluks air. Waktu kompaksi dilakukan dengan cara yaitu Waktu diukur tiap satu mL air yang keluar melewati membran, kemudian dicatat waktu yg konstan dan didpatkan nilai fluks. Koefisien rejeksi membran menggunakan larutan dekstran dengan berat molekul berat molekul 100-200 kDa dengan konsentrasi 1000 ppm. Tekanan operasional yang digunakan untuk uji fluks dan koefisien rejeksi adalah 2 bar; untuk uji koefisien permeabilitas membran terhadap air adalah 1; 1,5; 2; 2,5; 3 bar. Hasil penelitian menunjukkan densitas, kinerja dan morfologi yang berbeda. Semakin besar konsentrasi MSG densitas membran semakin menurun. Uji kinerja membran menunjukkan semakin besar konsentrasi MSG, maka fluks air dan koefisien permeabilitas membran semakin meningkat tetapi koefisien rejeksi membran akan semakin menurun. Hal ini juga terbukti dengan pengujian SEM, bahwa dengan bertambahnya konsentrasi MSG pori yang terbentuk lebih lebar, serta penampang lintang tiap masing masing konsentrasi MSG berbeda. Uji struktur kimia menandakan bahwa puncak puncak serapan yang muncul merupakan gugus fungsi dari selulosa asetat, sehingga dapat disimpulkan tidak ada pelarut atau aditif yang terjebak dalam membran.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810301015;
dc.subjectMonosodium Glutamateen_US
dc.titlePengaruh Variasi Konsentrasi Zat Aditif Monosodium Glutamate (MSG) terhadap Karakter Membran Cellulose Acetate (CA)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record