Show simple item record

dc.contributor.authorJane Sutera Soenoe
dc.date.accessioned2013-12-02T03:15:05Z
dc.date.available2013-12-02T03:15:05Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM091610101101
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2135
dc.description.abstractRecurrent Aphthous Stomatitis (RAS) merupakan salah satupenyakitmulutyang paling umum terjadi, ditandai oleh ulser kambuhan berbentuk bulat atau oval, dengan pusat nekrotik berwarna putih keabuan dan memiliki bentuk yang jelas dengan tepi berwarna kemerahan, serta dapat sembuh sendiri dalam waktu satu sampai dua minggu tanpameninggalkan bekas. Serangan pertama RAS muncul dan berkembang selama masa anak- anak atau dewasa muda, memuncak pada sekitar usia 10-19 tahun, kemudian mengalami penurunan frekuensi dan tingkat keparahan sejalan dengan bertambahnya usia, dan cenderung mereda di atas usia 21 tahun. RAS memiliki berbagai factor predisposisi, salah satunya defisiensi nutrisi yang dapat menyebabkan gangguan nutrisi. Gangguan nutrisi sering kali berhubungan dengan pola konsumsi, dan faktor geografis dapat memberikan ciri khas pada pola konsumsi masyarakat di suatu wilayah. Kondisi geografi Kabupaten Jember terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Salah satu wilayah di Kabupaten Jember yang merupakan dataran rendah adalah Kelurahan Puger Wetan Kecamatan Puger dan yang merupakan dataran tinggi adalah Kelurahan Kemuning Lor Kecamatan Arjasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) pada anak SD usia 10-12 tahun di Kelurahan Puger Wetan, Kecamatan Puger yang merupakan dataran rendah dan Kelurahan Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, yang merupakan dataran tinggi di Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional dengan metode pendekatan secara cross sectional. Jumlah total sampel sebanyak 495, viii didapat dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pelaksanaan penelitian meliputi pengisian informedconsent, pemeriksaan subjektif dan objektif, serta pengisian kuesioner. Data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan perhitungan prevalensi, kemudian didistribusikan berdasarkan lokasi penelitian, pola konsumsi, usia dan jenis kelamin. Perhitungan dilakukan secara manual dan komputerisasi dengan bantuan analisis univariat, crosstabs, dan frequencies dalam SPSS versi 17,0, sehingga data dapat disajikan dalam bentuk tabel dan dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi RAS di Kelurahan Puger Wetan sebesar 41,9%, sedangkan di Kelurahan Kemuning Lor sebesar 35,9%. Berdasarkan hasil perhitungan total skoring pola konsumsi pada setiap sampel, didapatkan hasil yaitu prevalensi RAS dengan pola konsumsi baik di Kelurahan Puger Wetan 42,7%, sedangkan di Kelurahan Kemuning Lor 35,1%. Distribusi RAS berdasarkan usia menunjukkan bahwa baik di Kelurahan Puger Wetan maupun Kelurahan Kemuning Lor, anak usia 12 tahun memiliki persentase tertinggi. Untuk distribusi RAS berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa di Kelurahan Puger Wetan penderita RAS laki-laki sebesar 40,6%, dan perempuan sebesar 43,4%, sedangkan di Kelurahan Kemuning Lor penderita RAS laki-laki sebesar 28,1%, dan perempuan sebesar 45,5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi RAS pada anak SD usia 10-12 tahun di Kelurahan Puger Wetan, Kecamatan Puger sebesar 41,9%, sedangkan di Kelurahan Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, sebesar 35,9%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101101;
dc.subjectRecurrent Aphthous Stomatitis, Usia 10-12 Tahunen_US
dc.titlePREVALENSI RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS (RAS) PADA ANAK SD USIA 10-12 TAHUN DI KELURAHAN PUGER WETAN KECAMATAN PUGER DAN KELURAHAN KEMUNING LOR KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record