Show simple item record

dc.contributor.authorIrma Setyo Rini
dc.date.accessioned2013-12-02T03:12:42Z
dc.date.available2013-12-02T03:12:42Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM091610101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2129
dc.description.abstractGigi insisivus sentral permanen rahang atas merupakan gigi anterior yang beresiko terjadi fraktur, karies dan kerusakan gigi yang lain. Selama proses pembuatan restorasi sangat dibutuhkan kehati-hatian dengan cara memahami struktur anatomis jaringan keras gigi. Bagian yang paling rentan mengalami perforasi adalah tanduk pulpa. Tanduk pulpa merupakan bagian tertinggi dari atap pulpa. Selain untuk menghindari terjadinya perforasi pulpa, pemahaman mengenai ukuran jarak atap pulpa terhadap tepi insisal gigi juga diperlukan untuk menentukan rencana perawatan, apakah perlu dilakukan pulp capping atau langsung dibuatkan restorasi. Berdasarkan alasan ini maka data mengenai ukuran jarak atap pulpa terhadap tepi insisal gigi insisivus sentral permanen rahang atas adalah sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata jarak atap pulpa terhadap tepi insisal gigi insisivus sentral permanen rahang atas berdasarkan tinjauan laboratoris dan radiologis. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Sampel berjumlah 48 yang terdiri dari 24 sampel untuk tinjauan laboratoris dan 24 sampel untuk tinjauan radiologis. Pemilihan sub ras responden pada tinjauan laboratoris dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Sampel elemen gigi diperoleh dari gigi insisivus sentral permanen rahang atas responden sub ras Deutromelayu yang memiliki indikasi pencabutan dan memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan. Responden yang memenuhi kriteria diminta untuk mengisi dan menandatangani informed consent. Pencabutan tersebut dilakukan oleh tenaga puskesmas/rumah sakit kemudian sampel elemen gigi tersebut dibersihkan dengan menggunakan aquadest steril dan disimpan hingga dilakukan penelitian. Sampel elemen gigi tersebut kemudian di viii tanam kedalam balok gips putih dan selanjutnya dipotong arah mesiodistal menggunakan carborundum disk. Pemilihan sub ras responden pada tinjauan radiologis dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Responden yang memenuhi kriteria diminta untuk mengisi dan menandatangani informed consent. Semua responden yang terpilih kemudian dilakukan pembuatan radiograf menggunakan teknik bidang bagi dengan sudut penyinaran vertikal 60o dan sudut penyinaran horisontal 0o kemudian dilakukan pemrosesan film dengan menggunakan metode visual. Pengukuran jarak atap pulpa terhadap tepi insisal gigi insisivus sentral permanen rahang atas baik laboratoris maupun radiologis dilakukan oleh tiga orang pengamat. Pengukuran dilakukan dengan cara menarik garis lurus dari atap pulpa bagian mesial, sentral dan distal ke tepi insisal gigi dengan menggunakan jangka sorong digital. Hasil pengukuran masing-masing pengamat dari ketiga lokasi tersebut diambil rata-ratanya selanjutnya hasil pengukuran dari ketiga pengamat diambil rataratanya. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisa deskriptif (mean dan standar deviasi) dan Independent T-test (α=0,05). Hasil penelitian didapatkan rata-rata jarak atap pulpa terhadap tepi insisal gigi insisivus sentral permanen rahang atas menunjukkan bahwa pada tinjauan laboratoris sebesar 4,98 mm dan pada tinjauan radiologis sebesar 5,03 mm. Tidak terdapat perbedaan rata-rata jarak atap pulpa terhadap tepi insisal gigi insisivus sentral permanen rahang atas antara tinjauan laboratoris dan radiologis.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101042;
dc.subjectInsisal Gigi Insisivus, Ras Deutromelayuen_US
dc.titleJARAK ATAP PULPA TERHADAP TEPI INSISAL GIGI INSISIVUS SENTRAL PERMANEN RAHANG ATAS PADA SUB RAS DEUTROMELAYU (Tinjauan Laboratoris dan Radiologis)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record