Show simple item record

dc.contributor.authorWinda Dwi Restiningsih
dc.date.accessioned2014-01-22T13:58:47Z
dc.date.available2014-01-22T13:58:47Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM070810101127
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21289
dc.description.abstractKeinginan menjaga kestabilan kurs akibat goncangan dari luar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh negara-negara ASEAN melalui pembentukan integrasi ekonomi kawasan pasca krisis Asia 1997. Keberhasilan negara kesatuan Eropa dalam pembentukan kawasan mata uang tunggal atau Euro Monetary Union (EMU) membawa berbagai kontroversi dan harapan terkait implementasi dari kawasan mata uang tunggal (currency area). Peluncuran mata uang tunggal Euro dan pengintegrasian ekonomi Uni Eropa diharapkan dapat melindungi mata uang mereka terhadap serangan spekulasi pasar keuangan. Beberapa dekade ini mata uang Euro telah berkembang menjadi sarana hubungan moneter internasional yang sangat signifikan sehingga berhasil menjadi mata uang nomor dua di dunia dan menjadi alternatif dari mata uang Dollar US. Perkembangan lebih lanjut menimbulkan sebuah konsepsi bahwa Asia dapat mewujudkan sebuah mata uang tunggal seperti Euro di kawasan Eropa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis wacana penerapan mata uang tunggal kawasan (currency area) yang akan diterapkan di wilayah ASEAN-3. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baik bagi praktisi, mahasiswa, maupun masyarakat secara umum terkait kondisi makroekonomi diwilayah ASEAN-3 serta penilaian terhadap wacana penerapan mata uang tunggal (currency area) di ASEAN-3. Penelitian ini menggunakan salah satu kriteria Optimum Currency Area yang dipaparkan oleh Mundell (1961) yaitu adanya shock yang simetris diantara negara kawasan sebagai salah satu kriteria pengujian kelayakan pembentukan currency area dan pembentukan currency area berdasarkan kriteria Maastricht (Maastricht Treaty). Sedangkan untuk mendukung hasil pengujian deskriptif maka akan dilakukan pula pengujian kuantitatif dengan menggunakan model dinamis Error Correction Model (ECM) untuk mengetahui efek jangka pendek dan jangka panjang yaitu GDP dan Inflasi terhadap nilai tukar di negara ASEAN-3. Teori optimum currency area (OCA) mengharuskan suatu negara memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Salah satu pemenuhan kriteria tersebut adalah terjadinya shock yang simetris diantara negara kawasan dan pemenuhan kriteria Maastricht. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan mata uang tunggal dinegara ASEAN-3 belum menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis bahwa masih terjadi divergensi tingkat pendapatan dan struktur ekonomi diantara negara ASEAN-3. Untuk pemenuhan kriteria Maastricht negara ASEAN-3 masih belum memenuhi ketentuanketentuan dalam kriteria yang ditetapkan antara lain besarnya tingkat suku bunga yang tidak lebih dari 5,72%, tingkat inflasi yang berkisar 1,02%, persentase defisit fiskal terhadap GDP sebesar 3%, dan utang pemerintah yang tidak lebih dari 60% terhadap persentase GDP. Berdasarkan ketentuan tersebut hanya Malaysia yang hampir memenuhi tiga dari empat kriteria yang harus dipenuhi, sedangkan Indonesia dan Filipina hanya memenuhi satu dari empat kriteria yang telah ditetapkan. Pengujian tingkat integrasi ekonomi dengan melihat pengaruh keterkaitan variabel GDP dan inflasi terhadap nilai tukar masing-masing negara dalam jangka pendek dan jangka panjang di ASEAN-3 dengan menggunakan model dinamis Error Correction Model menunjukkan bahwa terdapat respon yang berbeda terhadap efek jangka pendek dan jangka panjang nilai tukar negara di ASEAN-3 dan menunjukkan adanya shock yang asimetris di ASEAN-3. Dari paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ASEAN-3 belum siap jika mereka akan melakukan integrasi ekonomi melalui pembentukan currency area.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070810101127;
dc.subjectCurrency Area di ASEAN-3en_US
dc.titleSTUDI PEMBENTUKAN CURRENCY AREA DI ASEAN-3en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record