dc.description.abstract | Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat Indonesia. Sejak ditemukan kasus pada tahun 1968 di Surabaya dan
Jakarta, angka DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di
wilayah RI. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk
Aedes aegypti sebagai vektornya. Sejauh ini pengendalian nyamuk Aedes aegipty
telah banyak dilakukan. Namun upaya-upaya yang dilakukan banyak menggunakan
insektisida kimia yang mengandung zat-zat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Untuk itu diperlukan suatu bahan alami yang mudah diuraikan oleh alam (Bidegradable)
dan
berpotensi
untuk
mencegah
gigitan
nyamuk
Aedes
aegipty.
Beberapa
penelitian
menunjukkan bahwa tanaman tertentu memiliki zat aktif yang bersifat
racun bagi serangga, menghambat dan penolak makan, juga dapat menghalangi
pencernaan makanan serangga. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan zat
aktif itu adalah nilam aceh (Pogostemon cablin Benth). Tanaman nilam aceh
(Pogostemon cablin Benth) ini diharapkan berpotensi sebagai repellent terhadap
nyamuk Aedes aegypti, serta dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui
konsentrasi yang paling potensial digunakan sebagai repellent terhadap nyamuk
Aedes aegypti.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan dibagi
menjadi tiga, yaitu kelompok perlakuan pertama (Kp1), kelompok perlakuan kedua
(Kp2) dan kelompok perlakuan ketiga (Kp3). Kontrol (Ko) akan dipapar dengan gel
tween 80, kelompok perlakuan pertama (Kp1) akan dipapar dengan gel daun nilam
aceh konsentrasi 5%, kelompok perlakuan kedua (Kp2) akan dipapar dengan gel daun
nilam aceh konsentrasi 10% dan kelompok perlakuan ketiga (Kp3) akan dipapar
dengan gel daun nilam aceh konsentrasi 20%. Jumlah usikan nyamuk Aedes aegipty
dihitung selama 6 jam pemaparan. Hasil perlakuanan dikatakan berpotensi jika
mampu mengurangi jumlah usikan nyamuk Aedes aegipty dan dikatakan sebagai
konsentrasi paling potensial jika konsentrasi tersebut mampu mengurangi jumlah
usikan nyamuk Aedes aegipty dalam jumlah paling banyak.
Hasil dari pengujian ini dianalisa menggunakan uji One way Anova dan
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kemudian dilanjutkan dengan uji
LSD untuk mengetahui perbedaan pada tiap-tiap konsentrasi.
Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa gel daun nilam aceh (Pogostemon
cablin Benth) berpotensi sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti dan
konsentrasi gel daun nilam aceh (Pogostemon cablin Benth) yang paling potensial
sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti adalah konsentrasi 20%. | en_US |