Show simple item record

dc.contributor.authorRobiyatul Adawiyah
dc.date.accessioned2014-01-22T11:44:19Z
dc.date.available2014-01-22T11:44:19Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM071810401078
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21233
dc.description.abstractSalah satu Suku Madura yang masih memegang teguh budaya dan tradisi Madura adalah masyarakat di Pulau Gili Ketapang. Pulau Gili Ketapang adalah sebuah pulau kecil di Kabupaten Probolinggo. Karena terbentuk dari terumbu karang dan dikelilingi lautan, kondisi lingkungan pulau Gili Ketapang menjadi tandus dan panas. Keterbatasan ini yang menyebabkan masyarakat Gili Ketapang mulai beradaptasi dengan kondisi pulau yang minim sumber daya. Melalui proses adaptasi tanpa meninggalkan budaya dan tradisi asli mereka yaitu Madura, masyarakat Gili Ketapang tetap mempertahankan Indigenous Knowledge (pengetahuan lokal tradisional) yang unik, termasuk dalam memanfaatkan tumbuhan secara arif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan berkayu, dan bagianbagian tumbuhan berkayu yang dimanfaatkan, serta cara pemanfaatannya oleh masyarakat Gili Ketapang Probolinggo. Penelitian ini dilakukan melalui Metode Kepustakaan (Desk Study) dan Metode Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA), sedangkan teknik penentuan informan kunci menggunakan teknik Purporsive Sampling dan penentuan informan utama menggunakan teknik Snowball Sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Use Value untuk mengetahuai tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 22 jenis tumbuhan berkayu dari 16 suku yang dimanfaatkan oleh masyarakat gili ketapang. Jenis-jenis tumbuhan berkayu tersebut adalah asam jawa (Tamarindus indica L.), belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), belimbing manis (Averrhoa carambola L.), delima (Punica granatum L.), jambu biji (Psidium guajava L.), jambu air (Syzigium aqueum (Burm.f.)Alston), jarak (Jatropa curcas L.), jati (Tectona grandis L.f.), kedondong (Spondias dulcis G. Forst), kelor (Moringa oleifera Lam.), kenitu (Chrysophyllum cainito L.), kersen (Muntingia calabura L.), kijaran (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.), kurma cina (Ziziphus mauritiana Lam.), mangga (Mangifera indica L.), mengkudu (Morinda citrifolia L.), mimba (Azadirachta indica A.Juss), pohon bodhi (Ficus religiosa L.), sawo (Manilkara achras (Mill.)Forberg), sirsak (Annona muricata L.), srikaya (Annona squamosa L.), waru (Hibiscus tiliaceus L.). Bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan adalah buah, diikuti batang, daun, ranting dan terakhir bunga. Pemanfaatan tumbuhan berkayu oleh masyarakat Gili Ketapang ada 6 cara yaitu sebagai bahan pangan, perahu dan kapal, rumah ikan, obat, kayu bakar, bahan bangunan, pakan ternak dan kerajinan ukir. Jati dan srikaya memiliki nilai Use Value tertinggi yaitu 1,00, sedangkan mimba memiliki nilai persen penggunaan tertinggi sebesar 75%en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071810401078;
dc.subjectTumbuhan Berkayuen_US
dc.titleJENIS-JENIS TUMBUHAN BERKAYU DAN PEMANFAATANNYA OLEH SUKU MADURA DI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record