Show simple item record

dc.contributor.authorRaditiya Putera Nur Susanto
dc.date.accessioned2014-01-22T11:08:17Z
dc.date.available2014-01-22T11:08:17Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM091910301059
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21216
dc.description.abstractKereta Api (KA) Ekonomi mempunyai andil besar terhadap jumlah keseluruhan penumpang kereta api, berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, jumlah penumpang KA Ekonomi tahun 2012 mencapai 126.982.440 penumpang. Pemberlakuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) membuat PT Kereta Api Indonesia khususnya dalam penelitian ini Daerah Operasi IX Jember (Daop 9 Jember) untuk melakukan modifikasi jasa agar pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat memenuhi SPM. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kereta Api dilatar belakangi oleh adanya kesenjangan antara harapan konsumen dengan pelayanan yang disediakan oleh operator dan untuk melaksanakan pasal 135 PP No. 72/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api. Dengan adanya modifikasi jasa tersebut, maka perlu dilakukan penelitian analisa kinerja KA Ekonomi dengan mengambil daerah penelitian Daerah Operasi IX Jember untuk mengetahui apakah modifikasi jasa yang sudah dilakukan sudah cukup untuk memenuhi standar pelayanan minimal serta harapan para pengguna jasa transportasi kereta api sehingga dapat meningkatkan kesadaran penumpang untuk menggunakan transportasi umum kereta api untuk mengurangi beban jalan raya dan efisiensi bahan bakar. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan uji analisa faktor. Uji analisa faktor dilakukan untuk mengidentifikasi variabel atau faktor yang memiliki pola hubungan tertentu dalam sebuah kelompok variabel. Jadi faktor dominan yang memperngaruhi kinerja operasional kereta api ekonomi dapat ditentukan dengan metode ini.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kereta api ekonomi Daop IX Jember adalah baik dengan nilai indeks kinerja 71,316. Adapun faktor-faktor dominan yang memengaruhi dalam kinerja kereta api adalah keadaan dan kondisi pintu, keadaan dan kondisi jendela, kondisi dan pembatasan tempat duduk, keadaan dan lampu penerangan, kondisi dan ketersediaan air toilet. Selanjutnya langkah-langkah perbaikan dan perkembangan kereta api sehingga dapat meningkatkan kinerja operasionalnya. Terdapat beberapa item fasilitas yang hasil kinerjanya perlu ditingkatkan dan diperhatikan ke depannya, yaitu fasilitas khusus untuk penyandang cacat, lansia, serta ibu hamil yang mendapatkan hasil kinerja buruk dengan indeks 59,5. Fasilitas yang memiliki kinerja baik namun kondisinya perlu ditingkatkan lagi kinerjanya, yaitu fasilitas rak bagasi yang sudah usang dan perlu diperbarui serta model bagasi yang terbuka juga menurunkan kinerja fasilitas ini terkait dengan kemananan bagasi, penyampaian informasi selama perjalanan juga perlu ditingkatkan lagi terutama untuk kejelasan informasi gangguan selama perjalanan agar penumpang dapat mengetahui alasan dan kejelasan mengapa perjalanan mengalami gangguan dan hambatanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091910301059;
dc.subjectAnalisa Kinerja Operasional Kereta Apien_US
dc.titleANALISA KINERJA OPERASIONAL KERETA API EKONOMI DAERAH OPERASI IX JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record