dc.description.abstract | Polimer konduktif adalah polimer yang dapat menghantarkan arus listrik.
Polimer ini merupakan hasil kombinasi polimer isolator menjadi bahan
semikonduktor. Salah satu contoh polimer konduktif adalah polipirol. Polipirol
mudah disintesis secara elektrokimia, memiliki konduktivitas yang cukup tinggi dan
sifat mekanik yang cukup. Polimer konduktif dapat dibentuk menjadi lapisan tipis
(film) berwarna hitam yang dapat berinteraksi dengan analit gas dan uap
menghasilkan output sinyal dalam proses tranduksinya. Tujuan penelitian untuk
mengetahui: (1) pengaruh variasi konsentrasi dopan
para-Toluensulfonat pada
sintesis polipirol secara voltametrik siklik, (2) karakteristik polipirol yang dihasilkan
dengan menggunakan mikroskop optik, (3) perubahan nilai resistansi pada film
polipirol terhadap senyawa alkohol, (4) mengetahui kerja respon polipirol yang
berupa daerah kerja, sensitivitas dan limit deteksi. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi pengembangan sensor untuk analit lainnya, serta dapat menjadi
bahan informasi untuk kajian sensor berbasis polimer konduktif.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik dengan menggunakan
alat potensiostat AMEL 433 digunakan untuk proses elektropolimerisasi, dalam
proses tersebut dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama optimasi scan rate.
Scan rate
yang digunakan yaitu scan rate 30 mV/s; 50 mV/s; 100 mV/s; 200 mV/s, dari hasil
optimasi tersebut kemudian dilakukan karakterisasi terhadap larutan metanol 0,05 M.
Hasil karakterisasi diperoleh scan rate 30 mV/s yang digunakan untuk proses sintesis
polipirol. Tahap kedua yaitu dengan proses sintesis variasi konsentrasi dopan
paratoluensulfonat
dengan
menggunakan
scan
rate
30 mV/s. Proses elektropolimerisasi ini berlangsung pada tegangan 0-1200 mV dengan 10 sklik. Uji karakterisasi yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan mikroskop optik, dan perubahan nilai resistansi
terhadap variasi senyawa alkohol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses elektropolimerisasi terhadap variasi
scan rate memberikan nilai respon yang berbeda, dimana pada scan rate 200 mV/s
nilai respon yang dihasilkan jelek dan permukaan film yang dihasilkan jelek
seadngkan pada
scan rate 30 mV/s nilai respon dan permukaan film yang dihasilkan
bagus. Scan rate yang diperoleh kemudian dilakukan sintesis polipirol, dimana variasi
konsentrasi dopan
para-toluensulfonat pada sintesis polipirol secara voltametri siklik
menghasilkan bentuk voltammogram yang berbeda-beda, data voltamogram yang
dihasilkan memiliki karakter adsorbsi irreversibel yang menunjukkan pertumbuhan
molekul organik membentuk
multi layer (berlapis-lapis). Nilai resistansi yang yang
dihasilkan berbeda-beda, dimana semakin tinggi konsentrasi dopan
paratoluenasulfonat
nilai
resistansi
semakin
kecil
begitu
juga
sebaliknya
semakin
rendah
konsentrasi
dopan
para-toluenasulfonat nilia resistansi yang dihasilkan semakin
besar.
Permukaan film PPy/p-Ts
-
dilihat dengan menggunakan mikroskop optik dimana
konsentrasi dopan p-Ts
-
0,25 M menghasilkan permukaan yang rata dan halus,
sedangkan pada konsentrasi dopan p-Ts
-
0,15 M manghasilkan permukaan flm yang
tidak rata dan kasar. Nilai resistansi yang dihasilkan pada sensor PPy/p-Ts
berbedabeda,
dimana
semakin
tinggi
konsentrasi
dopan
p-Ts
viii
-
nilai resistansi yang dihasilkan
kecil dan nilai konduktivitasnya besar, sedangkan pada konsentrasi dopan p-Ts
rendah nilai resistansi yang dihasilkan besar dan nilai konduktivitasnya kecil.
Respon resistansi sensor polipirol yang berupa daerah kerja terhadap larutan
metanol PPy/p-Ts
-
0,25 M yaitu 0,03M sampai 0,05M dan memiliki kelinieritas
sebesar 0,980. Sensitivitas sensor PPy/p-Ts
-
0,25 M sebesar 0,026 terhadap larutan
metanol. Limit deteksi sensor PPy/p-Ts
-
0,25 M terhadap larutan metanol sebesar 2,17 x 10 5 M | en_US |