Show simple item record

dc.contributor.authorMagestien Yanuaria Miswandar Shiella
dc.date.accessioned2014-01-22T04:57:19Z
dc.date.available2014-01-22T04:57:19Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM071610101096
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20802
dc.description.abstractBakteri merupakan kelompok organisme flora normal terbanyak dalam rongga mulut. Bakteri rongga mulut berperan dalam pembentukan sistem imun dan memberikan pertahanan terhadap kolonisasi mikroorganisme patogen, akan tetapi mikrobiota rongga mulut juga dapat menjadi kumpulan bakteri yang mempunyai potensi patogen dan dapat merusak jaringan rongga mulut, contohnya adalah jaringan periodontal. Bakteri gram negatif anaerob memiliki endotoksin biologi aktif atau lipopolisakarida (LPS) yang dapat menyebabkan aktivitas biologis sehingga terjadi keradangan. Peradangan akut diperantarai oleh granulosit polimorfonuklear, yang juga disebut neutrofil. Neutrofil adalah sel yang aktif pada awal reaksi radang. Neutrofil PMN ini memiliki kemampuan untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus dan bahan-bahan yang merugikan lain yang menyerbu masuk ke dalam tubuh. Bakteri probiotik mampu menstimulasi sistem imun antara lain meningkatkan fungsi fagositosis makrofag, NK cells, neutrofil, merangsang sekresi IgM dan meningkatkan produksi IgA, dengan hasil akhir meningkatkan produksi antibodi secara lokal maupun sistemik. Lactobacillus lebih umum digunakan sebagai probiotik sebab mudah didapat dan efektif dalam mencegah perlekatan bakteri patogen seperti Escheria coli pada sel epitel. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek pemberian bakteri probiotik Lactobacillus casei terhadap sel polimorfonuklear neutrofil gingiva tikus wistar jantan yang diinduksi lipopolisakarida. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi dalam hal penggunaan bakteri probiotik L. casei sebagai suatu alternatif penatalaksanaan dan pencegahan keparahan penyakit periodontal. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian post test only control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 32 ekor tikus wistar jantan, dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I (8 ekor) merupakan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Kelompok II (8 ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari dan tidak diberi suntikan bakteri probiotik. Kelompok III (8 ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS dan serta diberikan suntikan bakteri probiotik bersama-sama mulai awal selama 5 hari. Sedangkan kelompok IV (8 ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari kemudian dilanjutkan dengan suntikan bakteri probiotik selama 5 hari berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri probiotik L. casei dapat menurunkan jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan yang diinduksi LPS secara bersamaan. Jumlah sel PMN neutrofil pada perlakuan pemberian LPS dan L. casei secara bersamaan selama 5 hari didapatkan lebih rendah daripada perlakuan pemberian LPS selama 5 hari dilanjutkan L. casei 5 hari berikutnya. Kesimpulannya terdapat efek pemberian probiotik L. casei, yaitu dapat menurunkan jumlah sel PMN neutrofil gingiva yang meningkat akibat diinduksi LPS. Pemberian bakteri probiotik bersamaan dengan induksi LPS selama 5 hari lebih efektif daripada kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari kemudian dilanjutkan dengan suntikan bakteri probiotik selama 5 hari berikutnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101096;
dc.subjectPOLIMORFONUKLEAR NEUTROFIL GINGIVAen_US
dc.titleEFEK PEMBERIAN PROBIOTIK Lactobacillus casei TERHADAP JUMLAH SEL POLIMORFONUKLEAR NEUTROFIL GINGIVA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI LIPOPOLISAKARIDAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record