Show simple item record

dc.contributor.authorRachman Efendi
dc.date.accessioned2014-01-22T04:26:37Z
dc.date.available2014-01-22T04:26:37Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM072010101052
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20705
dc.description.abstractPada era globalisasi ini, Indonesia ditantang untuk memasuki perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja akan bertambah sejalan dengan pertambahan industri. Salah satu sektor industri yang perkembangannya cukup signifikan adalah di sektor pertambangan dan penggalian, salah satunya adalah industri pengolahan batu kapur, pertumbuhan di sektor ini juga memberikan keuntungan di bidang ekonomi pada bangsa Indonesia sendiri. Dilain pihak apabila industri pengolahan batu kapur tidak mendapat penanganan yang baik akan memberi dampak negatif kepada masyarakat dan lingkungannya, karena paparan zat-zat hasil pengolahan batu kapur tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan berupa adanya pencemaran udara. Adanya pencemaran udara ini akan mengganggu kesehatan organ manusia terutama organ paru-paru. Di Indonesia sendiri, penyakit paru akibat kerja yang disebabkan oleh debu diperkirakan cukup banyak meskipun data yang ada masih kurang. Beberapa penelitian mengenai gangguan fungsi paru dilaporkan bahwa terjadinya penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) pada masyarakat Jawa Timur yang tinggal di daerah industri di Surabaya sebesar 13.5% dari 6.144 responden (Mukono, 1997). Hasil survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terhadap 283 penambang batu kapur di Tegal, diperoleh data kapasitas paru normal sekitar 24.03% dan kapasitas paru tidak normal sekitar 75,97%, yang terdiri dari gangguan restriksi 28,62%, gangguan obstruksi 16.25%, dan kombinasinya (gabungan antara restriktif dan obstruktif) 31.10%. (Dinkes Kabupaten Tegal, 2004) Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan desain case control study yaitu penelusuran retrospektif. Penelitian dilaksanakan di kawasan pengolahan batu kapur Desa Grenden, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember pada bulan Mei 2011. Dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 86 orang. Variabel independen yang diteliti adalah masa kerja, usia pekerja, kebiasaan menggunakan masker, kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, dan riwayat penyakit paru. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kapasitas paru pekerja. Dari hasil pengumpulan dan analisis data, maka yang merupakan faktor-faktor risiko yang berpengaruh adalah riwayat penyakit paru (OR= 6), masa kerja (OR=3.9), usia (OR= 3,08), dan kebiasaan merokok (OR=3.07).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101052;
dc.subjectFaktor-Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paruen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERRachman Efendien_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record