dc.description.abstract | Pengukuran pH suatu larutan biasanya menggunakan pH meter yang
merupakan suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip potensiometri. Elektroda yang
biasa digunakan sebagai pengukur pH adalah elektroda gelas yang sensitif terhadap
adanya H+ di dalam larutan. Elektroda gelas masih memiliki beberapa kelemahan
sehingga diperlukan sensor-sensor pH alternatif guna menanggulangi masalah
tersebut. Elektroda yang ditawarkan adalah elektroda platinum yang dapat dijadikan
salah satu solusinya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam
glutamat, aspartat, dan askorbat yang merupakan salah satu asam yang banyak
dikenal di masyarakat dan terutama penggunaanya telah meluas. Analisis asam
glutamat, aspartat, dan askorbat secara flow injection potensiometry merupakan suatu
teknik deteksi asam amino dan karboksilat yang menggabungkan metode
potensiometri dangan analisis dalam sistem alir (Flow Injection Analysis / FIA).
Reaksi yang terjadi antara elektroda platinum saat merespon adanya H+ di dalam
larutan diperkirakan merupakan electrical double layer sehingga mengganggu
kesetimbangan yang ada pada elektroda, akibatnya timbul beda potensial diantara
kedua elektroda.
Mengacu pada hal di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kinerja elektroda platinum untuk mendeteksi asam glutamat, aspartat, dan askorbat
secara flow injection potensiometry. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
alternatif dalam deteksi asam dengan menggunakan metode yang sederhana yaitu
secara flow injection potensiometry.
Penelitian diawali dengan melakukan optimasi kondisi instrumen analisis
asam askorbat, glutamat, dan aspartat sistem flow injection potensiometry yang
viii
meliputi optimasi pH carrier, konsentrasi carrier, dan laju alir. Hasil dari optimasi
selanjutnya diuji karakteristiknya yang meliputi linear range, limit deteksi,
sensitifitas, dan reprodusibilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH buffer optimum untuk asam askorbat
dan glutamat adalah 6,5 dan untuk aspartat adalah 7 dengan konsentrasi buffer
optimum untuk asam glutamat, aspartat, dan askorbat adalah 1x10-4M, dan laju alir
optimum sebesar 1 mL/menit.
Karakterisasi pengukuran analitik yang digunakan meliputi linear range, limit
deteksi, sensitifitas, dan reprodusibilitas. Uji karakterisasi analitik dilakukan pada
ketiga sampel asam, yaitu asam glutamat, aspartat, dan askorbat. Linear range yang
diperoleh dari asam askorbat sebesar 0,974; glutamat sebesar 0,958 dan aspartat
sebesar 0,911. Sensitifitas sebesar 59,67 mV/dekade untuk askorbat, 31,18
mV/dekade untuk glutamat dan 17,60 mV/dekade untuk aspartat diperoleh dari kurva
kalibrasi. Limit deteksi sebesar 5x10-4M untuk asam askorbat dan glutamat serta
1x10-3M untuk aspartat. Reprodusibilitas sensor dalam memberikan respon dikatakan
baik apabila harga koefisien variasi (Kv) kurang dari 5%. Nilai koefisien variasi (Kv)
dari pengukuran reprodusibilitas asam askorbat 1,32% hingga 1,69%, Kv pada asam
glutamat sebesar 0,69% hingga 1,57% dan aspartat sebesar 0,54% hingga 1,29%. | en_US |