dc.description.abstract | Kesehatan merupakan hak asasi manusia, karena itu setiap orang mempunyai
hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk
didalamnya mendapatkan pelayanan kesehatan. Dua macam tindakan yang seringkali
dilakukan manusia ketika mengalami gangguan kesehatan yaitu pergi ke dokter atau
pelaku kesehatan dan melakukan swamedikasi. Mutu pelayanan kesehatan akan
menjadi lebih baik kalau masing-masing profesi kesehatan memberikan pelayanannya
kepada pasien didasarkan pada standar profesi, etika dan norma masing-masing.
Menurut undang-undang, pihak yang mempunyai kewenangan untuk
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian adalah farmasis. Paradigma pelayanan
farmasi yang sekarang berkembang adalah pelayanan kefarmasian yang didasarkan
pada filosofi “pharmaceutical care”, asuhan kefarmasian adalah tanggung jawab
profesi dalam hal farmakoterapi dengan tujuan untuk mencapai keluaran yang dapat
meningkatakan atau menjaga kualitas hidup pasien. Kepuasan pasien atau disebut
sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dapat diukur dengan
menggunakan lima dimensi penilaian yaitu bukti langsung (tangibles) yang dalam hal
ini adalah meliputi kebersihan dan kenyaman ruang tunggu, ketanggapan
(responsiveness) yang dalam hal ini adalah pelayanan kepada pasien dengan cepat
dan tepat, kehandalan (reliability) yang dalam hal ini adalah pemberian informasi
obat, jaminan (assurance) yang meliputi kemampuan memberikan kepercayaan dan
kebenaran atas pelayan kepada pasien serta mencakup kelengkapan dan
keterjangkuan harga obat, empati (empathy) yaitu kemampuan membina hubungan,
yang dalam hal ini ditunjukkan oleh keramahan petugas apotek. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kondisi pelayanan resep, mengidentifikasi harapan dan persepsi pasien terhadap mutu pelayanan resep pasien rawat inap di instalasi farmasi rumah sakit daerah dr. Soebandi Jember ditinjau dari lima dimensi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan waktu
penelitian secara cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random
secara langsung terhadap pasien rawat inap rumah sakit daerah dr. Soebandi Jember
yang menebus resep di instalasi farmasi pada bulan april 2012. Pelaksanaannya
dengan membagikan kuisioner berisi 15 pertanyaan harapan dan kenyataan tentang
pelayanan kefarmasian. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 106 responden,
didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus Lwanga Lemeshow.
Dari penelitian diperoleh hasil dengan menggunakan analisa kuadran
berdasarkan item pertanyaan yaitu tidak terdapat item pertanyaan dan dimensi yang
masuk dalam kuadran A (prioritas utama), 9 item pertanyaan masuk dalam kuadran
B (pertahankan kinerja) terdiri dari dimensi Tangible, Reliabilty, Assurance dan
Empathy, 5 item pertanyaan masuk dalam kuadran C (prioritas rendah) terdiri dari
dimensi Tangible, Reliability dan Responsiveness dan 1 item pertanyaan masuk
dalam kuadran D (kelebihan kinerja) dimensi tangible. Kondisi pelayanan resep di
instalasi farmasi rumah sakit daerah dr. Soebandi Jember dikategorikan baik karena
tingkat kepuasan cukup puas dan sangat puas. Dengan nilai interpretasi harapan 4.04
dan kenyataan 3.65 yang mempunyai nilai 0.90 yaitu sangat puas. Berdasarkan status
pasien Askes dan Jamsostek memiliki nilai interpretasi sangat puas, pasien dengan
status Umum memiliki nilai interpretasi cukup puas dan sangat puas begitu juga
dengan pasien status Jamkesmas memiliki nilai interpretasi cukup puas dan sangat
puas. | en_US |