Show simple item record

dc.contributor.authorKHOIRU ROZIKIN
dc.date.accessioned2014-01-22T01:25:42Z
dc.date.available2014-01-22T01:25:42Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM071810201090
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20380
dc.description.abstractPantai di Kabupaten Jember pada umumnya merupakan pantai yang sempit dengan bentuk garis pantai berteluk dan morfologi yang relatif landai. Litologi penyusun pantai terdiri atas pasir halus hingga kasar, mengandung besi dan feldspar. Pantai di Kabupaten Jember juga memiliki karakteristik yang berbeda salah satunya pantai Payangan. Pantai Payangan memanfaatkan lahan pantai sebagai pelabuhan dan pemukiman dataran rendah yang rawan terjadi intrusi air laut. Intrusi air laut merupakan masuk atau menyusupnya air laut ke dalam poripori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung di dalamnya, sehingga mengakibatkan kerusakan tata air tanah. Kerusakan yang terjadi meliputi kualitas air tanah itu sendiri dimana air tanah bisa terasa payau bahkan asin. Air tanah sampai saat ini merupakan pilihan terbaik dalam usaha untuk mencukupi kebutuhan air sehari hari. Pilihan tersebut didasari alasan bahwa jauhnya aliran sungai dan tidak adanya danau di daerah kawasan Pantai Payangan, sehingga penggunan air tanah menjadi solusi terakhir untuk mencukupi semua kebutuhan, namun air tanah di daerah Pantai Payangan memiliki warna air kekuning-kuningan. Warna kekuning – kuningan tersebut mengindikasikan telah terjadi intrusi air laut di daerah tersebut. Jika pencemaran air tanah ini benar benar terjadi maka hal ini bisa menjadi penghambat dan berdampak buruk pada kesehatan penduduk di daerah Pantai Payangan. Maka perlu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pada titik titik satu tempat dekat garis pantai untuk mendeteksi sejauh mana rembesan air laut ke daratan dengan metode geolistrik konfigurasi Wenner Schlumberger di Pantai Payangan, sehingga diharapkan dengan metode ini akan dapat mendeteksi sejauh mana rembesan air laut di daerah Pantai Payangan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan tujuan mengamati dan menginterpretasikan kondisi dinamika stuktur bawah permukaan terkait air laut yang berpengaruh terhadap terjadinya intrusi air laut dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas 2D. Pengambilan data dilakukan di daerah 30 meter dari garis pantai dengan arah lintasan sejajar permukaan air laut, dan garis lintasan memotong arah air laut ke daratan daerah rawan intrusi air laut di Pantai Payangan. Pengukuran menggunakan 4 lintasan dengan susunan sebagai berikut; lintasan 1 dengan panjang berjarak 30 m, sedangkan lintasan 2 berjarak 40 m dari garis pantai. Pada lintasan 3 dan lintasan 4, masing masing berjarak 60 m dan 100 meter dari garis pantai. Keempat lintasan tersebut dibuat dengan panjang 100 meter dengan jarak antar elektroda pada pengukuran awal sebesar 2 meter. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di daerah Pantai Payangan dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner Schlumberger didapatkan kondisi struktur bawah permukaan berdasarkna nilai resistivitas batuan yang tersebar di keempat lintasan. Hasil pengolahan data dari sofware Res2dinv di keempat lintasan, diperoleh gambaran intrusi air laut dibawah permukaan. Daerah yang diduga terintrusi air laut adalah sebagai berikut; lintasan 1 pada meter ke 4 - 92 dan kedalaman 0.500 – 8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai resistivitas 1.19 – 45.2 Ωm. Lintasan 2 terletak pada meter ke 7 - 93 dan kedalaman 1.55 sampai ≥8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai resistivitas 0.899 – 46.1 Ωm. Lintasan 3 terletak pada meter ke 4 - 94 dengan kedalaman 0.500 sampai sampai ≥8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai resistivitas 0.353 – 22.1 Ωm. Dan pada lintasan 4 terletak pada meter 6 - 90 dengan kedalaman 2.70 sampai ≥8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai resistivitas 0.861 – 29.1 Ωm. Sesuai dengan data yang didapat pada daerah Pantai Payangan diduga masih terjadi intrusi air laut sejauh 100 meter dari garis pantai.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071810201090;
dc.subjectINTRUSI AIR LAUTen_US
dc.titlePENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH PANTAI PAYANGANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record