Show simple item record

dc.contributor.authorRESDIYANTO
dc.date.accessioned2014-01-22T01:01:14Z
dc.date.available2014-01-22T01:01:14Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM022010101027
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20324
dc.description.abstractPada tahun 1950 - an Hans Selye mulai mendefinisikan stres dalam pengertian psikologi atau emosional sebagai beban atau ketegangan yang ditimpakan kepada individu yang mungkin mengubah kemampuan individu tersebut untuk berespon atau bereaksi secara normal. Dalam beberapa menit saja stres fisik maupun mental sudah dapat sangat menigkatkan sekresi ACTH dan akibatnya kortisol, epinefrin dan norepinefrin akan sangat meningkat yang selanjutnya akan meningkatkan kadar kolesterol total serum. Keadaan stres juga menyebabkan organisme suka makan. Makanan yang mengandung lemak diserap usus diangkut didalam kilomikron dan menurunkan asam lemak di jaringan ekstrahepatik sedangkan kolesterol diturunkan di hati melalui partikel sisa kilomikron (kilomikron remnan) yang selanjutnya juga akan meningkatkan kadar kolesterol total serum. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ada hubungan antara stresor renjatan listrik pada tikus wistar dengan kadar kolesterol total serum dan juga untuk mengetahui besarnya perubahan kadar kolesterol total serum pada tikus wistar yang diberi stresor renjatan listrik. Penelitian ini dilaksanakan di laboraturium farmakologi FKG Universitas Jember untuk tempat pemeliharaan, perlakuan, pengambilan darah tikus. Untuk pengujian kadar kolesterol total dilakukan di laboraturium Kesehatan daerah Jember. Penelitian dilakukan pada bulan September - Oktober 2005. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only control group design dengan menggunakan 20 ekor tikus yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk pengujian derajat kemaknaan menggunakan analisis Uji T-2 sampel bebas (Independent T Test). Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan rata-rata kadar kolesterol total serum kontrol adalah 88,88 mg/dl sedangkan kadar kolesterol total serum perlakuan adalah 108,50 mg/dl dengan perbedaan rata-rata 19,63 mg/dl dengan probabilitas P=0,000 → p< 0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) yaitu secara statistik memang terdapat perbedaan kadar kolesterol total serum antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu kolesterol total serum perlakuan lebih tinggi dari kolesterol total serum kontrol. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara stresor renjatan listrik pada tikus Wistar dengan kadar kolesterol total serum.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries022010101027;
dc.subjectStresor Renjatan Listrik, Kadar Kolesterol Total Serumen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA STRESOR RENJATAN LISTRIK PADA TIKUS WISTAR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUMen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record