Show simple item record

dc.contributor.authorKhilda Tsamratul Fikriyah
dc.date.accessioned2014-01-22T00:40:52Z
dc.date.available2014-01-22T00:40:52Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM081810301049
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20259
dc.description.abstractAir sumur merupakan jenis air tanah yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti di daerah Jember, air sumur banyak dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, memasak bahkan dikonsumsi. Air untuk dikonsumsi perlu memiliki kualitas yang baik. Besi adalah salah satu ion yang terdapat dalam air sumur yang ikut berperan dalam menentukan kualitas air. Kandungan besi tidak berbahaya selama tidak melebihi ambang batas, tetapi jika berlebihan dapat berdampak negatif, seperti menyebabkan ketidakseimbangan logam di dalam tubuh, menyebabkan air berwarna kemerahan, mengakibatkan karat pada peralatan logam, memudarkan bahan celupan (dyes) dan tekstil, serta menyebabkan air berasa logam. Keberadaan besi di air sumur di setiap lokasi diduga dipengaruhi oleh faktor pencemaran disekitarnya. Di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang padat dan limbah buangan yang besar diduga akan memberikan kadar besi lebih tinggi daripada di pedesaan yang jumlah penduduk dan limbah buangannya lebih sedikit. Di daerah dekat persawahan yang memiliki kemungkinan pencemaran air tanah oleh adanya rembesan air akibat pemberian pupuk di sawah diduga akan memiliki kadar besi yang tinggi pula. Selain itu, terdapat pula parameter yang lain, seperti: konduktivitas, oksigen terlarut dan kekeruhan yang juga berperan dalam menentukan kualitas air sumur dan diduga memiliki hubungan dengan keberadaan besi. Oleh karena itu, dari paparan masalah di atas, perlu untuk mengetahui [1] seberapa besar jumlah besi yang ada dalam air sumur di pedesaan, perkotaan dan dekat persawahan serta pola distribusi dari besi, [2] hubungan dari konsentrasi besi dengan konduktivitas, oksigen terlarut dan kekeruhan, [3] menentukan kualitas air sumur menurut parameter konsentrasi besi, konduktivitas, oksigen terlarut dan kekeruhan. viii Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel di daerah dengan tiga karakter yang berbeda, yaitu di Wirowongso (pedesaan), Kepatihan (perkotaan) dan Karangrejo (dekat persawahan). Setiap daerah diambil enam titik secara random sampling dengan kriteria pedesaan, jarak antar rumah cukup berjauhan (lebih dari sama dengan 3 meter) dengan sanitasi yang baik dan limbah yang dihasilkan berasal dari kegiatan domestik, perkotaan, jarak antar rumah berdekatan (kurang dari 3 meter), dekat dengan pertokoan atau pasar dan limbah yang dihasilkan berasal dari kegiatan domestik yang padat penduduk dan limbah pasar atau pertokoan, dekat persawahan, jarak antara sumur dengan sawah di daerah tersebut 3-5 meter. Sampel diambil dari air sumur terbuka yang digunakan untuk dikonsumsi dengan cara ditimba dan diambil sekali dalam 3 botol 600 mL untuk 3 kali pengulangan. Pengukuran oksigen terlarut, konduktivitas dan pH dilakukan di lapang dengan alat portable, sedangkan pengukuran besi dan kekeruhan dilakukan di laboratorium kimia FMIPA UNEJ. Pola distribusi dari besi di ketiga lokasi dianalisa dengan anova oneway. Sedangkan korelasi dari konsentrasi besi dengan konduktivitas, oksigen terlarut dan kekeruhan dianalisa dengan mencari nilai koefisien korelasinya. Konsentrasi Fe total, Fe2+ dan Fe3+ secara berurut-urut di daerah perkotaan 0,3059; 0,0241 dan 0,2818 ppm yang memiliki nilai lebih besar daripada di daerah pedesaan 0,0908; 0,0105 dan 0,0805 ppm dan lebih kecil daripada di daerah dekat persawahan 0,4937; 0,1409 dan 0,3558 ppm dengan pola distribusi dari Fe total, Fe3+ dan Fe2+ di setiap lokasi memberikan rata-rata distribusi yang berbeda. Terdapat korelasi yang kuat antara konsentrasi besi dengan konduktivitas dan oksigen terlarut, terdapat korelasi yang cukup kuat antara konsentrasi besi dengan kekeruhan. Kualitas air sumur menurut KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 di pedesaan, perkotaan, dan dekat persawahan dilihat dari parameter kekeruhan, oksigen terlarut dan konduktivitas memiliki kualitas air yang baik sebagai air minum. Sedangkan dilihat dari kadar besinya, sampel pedesaan di Wirowongso dan perkotaan K2 (Jl. KH. Wachid Hasyim VII), K5 (Jl. Sultan Agung IV) dan K6 (Jl. Sultan Agung III) memiliki kualitas baik sebagai air minum, tetapi di dekat persawahan di Karangrejo dan K1 (Jl. Trunojoyo VIII di Gang depan Gramedia), K3 (Jl. Trunojoyo IX), K4 (Jl. Dr. Sutomo VI), air sumur tidak memenuhi standart sebagai air minum.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810301049;
dc.subjectKADAR BESIen_US
dc.titlePENENTUAN KADAR BESI DI AIR SUMUR PERKOTAAN, PEDESAAN DAN DEKAT PERSAWAHAN DI DAERAH JEMBER SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record