Show simple item record

dc.contributor.authorSITI RIF’AH
dc.date.accessioned2014-01-22T00:01:43Z
dc.date.available2014-01-22T00:01:43Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM030110201120
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20183
dc.description.abstractMasyarakat Kencong merupakan masyarakat dwibahasawan. Mereka dapat dengan lancar menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura. Kondisi yang demikian itu berpengaruh terhadap tingginya intensitas kontak bahasa antara bahasa Jawa dengan bahasa Madura sehingga menyebabkan bercampur baurnya unsur-unsur bahasa Jawa dan bahasa Madura. Hampir pada setiap tuturan bahasa Jawa ragam tak resmi masyarakat Kencong terdapat kata yang dipengaruhi oleh unsur - unsur bahasa Madura. Fenomena yang demikian itu menimbulkan ketertarikan pada diri penulis yang juga merupakan warga Kencong untuk melakukan penelitian terhadap masalah pengaruh bahasa Madura terhadap bahasa Jawa pada masyarakat Kencong khususnya pada bidang morfologi bentuk afiksasi dan reduplikasi. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian tentang Pengaruh Morfologi Bahasa Madura Terhadap Bahasa Jawa Pada Masyarakat Kencong dengan tujuan mendeskripsikan pengaruh afiksasi dan reduplikasi bahasa Madura terhadap bahasa Jawa pada masyarakat Kencong. Pelaksanan penelitian ini meliputi tahap penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik sadap dan teknik lanjutannya berupa teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dengan tujuan agar keberadaan peneliti tidak disadari sebagai sosok seorang yang sedang menyimak perilaku para partisipan yang terlibat dalam peristiwa tutur sehingga data yang diperoleh adalah data pemakaian bahasa yang sesungguhnya terjadi, bukan yang dicipta para partisipan karena sadar bahwa peristiwa tutur yang dilakukaanya sedang disadap oleh peneliti. Langkah selanjutnya yaitu pencatatan tuturan bahasa Jawa yang mengalami pengaruh morfologis dari bahasa Madura. Pada tahap analisis data digunakan metode padan intralingual yaitu dengan menghubungbandingkan unsur-unsur bahasa Jawa dengan unsur-unsur bahasa Madura pada kata bahasa Jawa yang mendapat pengaruh morfologis dari bahasa Madura khususnya pada bentuk afiksasi dan reduplikasi. Dalam menghubungbandingkan unsur-unsur bahasa Jawa dengan bahasa Madura dilakukan dengan teknik hubung banding menyamakan (HBS) dan hubung banding membedakan (HBB). Hasil analisis data dalam skripsi ini dipaparkan dengan metode penyajian informal, yaitu pemaparan yang disampaikan dengan kata-kata biasa agar lebih mudah dipahami dan dimengerti. Dari hasil penelitian diketahui bahwa secara morfologis bahasa Madura banyak memberikan pengaruh terhadap penggunaan bahasa Jawa pada masyarakat Kencong. Pada saat menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi, masyarakat Kencong, telah melakukan pencampurbauran kaidah kedua bahasa tersebut. Pengaruh morfologi bahasa Madura terhadap bahasa Jawa pada masyarakat Kencong terjadi karena masyarakat tersebut menerapkan bentukan-bentukan kata bahasa Madura ke dalam bahasa Jawa. Hal ini banyak terjadi pada unsur-unsur pembentuk kata berupa afiksasi dan reduplikasi. Penyerapan unsur-unsur pembentuk kata bahasa Madura terhadap bahasa Jawa bentuk afiks yang lazim dipakai Masyarakat Kencong adalah sufiks –an, walaupun dalam bahasa Jawa juga terdapat sufiks –an tetapi makna yang terkandung di dalamnya tidak sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa sufiks -an tersebut merupakan penyerapan dari bahasa Madura. Selain sufiks –an, terdapat konfiks cε?-na, dengan perubahan bunyi menjadi cε?–ne dan cε?-e. Bahasa Jawa tidak mempunyai konfiks cε? -na, tetapi konfiks cε? -na dipakai oleh masyarakat Kencong sebagai ganti dari kata nəmən ‘sangat’, seperti pada kata cε?ayune ‘sangat cantik’, cε?gədene ‘sangat besar’, dan cε?abaŋe, dan lain sebagainya. Selain itu, sistem morfologis bahasa Madura yang lazim digunakan pada tuturan bahasa Jawa masyarakat Kencong adalah bentuk reduplikasi, seperti pada tuturan berikut Laόpό cəŋ-incəŋan, rene mlebuό! ‘mengapa mengintip-intip, sini masuk!, όjόk nε?-mεnε?an naŋ mεjό, əŋko? tibό Nak ‘jangan naik-naik ke atas meja, nanti jatuh Nak’, dan Biasa Mba?, nε? όnό? arε? cili?e, saόnό?e ənggόn mesti ret-maret ‘biasa Mbak, kalau ada anak kecil dimanapun tempatnya pasti berantakan’. kata yang dicetak miring merupakan contoh penggunaan sistem reduplikasi bahasa Madura dalam bahasa Jawa.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries030110201120;
dc.subjectMORFOLOGI BAHASAen_US
dc.titlePENGARUH MORFOLOGI BAHASA MADURA TERHADAP BAHASA JAWA PADA MASYARAKAT KENCONGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record